Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Piring dari Minangkabau, Persembahan untuk Para Dewa

Kompas.com - 06/09/2021, 07:07 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tari Piring merupakan tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai properti.

Dilansir dari jurnal berjudul Tari Piring di Pandai Sikek, Sebuah Tinjauan Pewarisan karya Wirma Surya, hampir seluruh wilayah dataran tinggi Sumatera Barat memiliki Tari Piring.

"Tari Piring ini hampir sama pola dan gaya gerak, namun ada beberapa perbedaan yang menggambarkan karakteristik lingkungan masyarakat tempat Tari Piring itu berasal," tulis Surya.

Baca juga: Rumah Gadang dan Rangkiang, Bangunan Tradisional Minangkabau

Sejarah Tari Piring

Dilansir dari Tari-tarian Tradisional Nusantara karya Indrawati, Tari Piring dipercaya telah ada di Kepulauan Melayu lebih dari 800 tahun yang lalu. Tarian ini telah muncul di Sumatera Barat dan berkembang hingga ke zaman Sriwijaya.

Keberhasilan Majapahit dalam menaklukkan Sriwijaya membuat tari ini berkembang hingga ke negeri-negeri Melayu. Orang-orang Sriwijaya yang melarikan diri ke berbagai tempat membuat tarian ini akhirnya menyebar ke sejumlah wilayah lain.

Tari piring ditampilkan dalan pentas kesenian di Harare, Zimbabwe, 24-25 Mei 2016.KBRI HARARE Tari piring ditampilkan dalan pentas kesenian di Harare, Zimbabwe, 24-25 Mei 2016.

Mengutip sumber lain berjudul Keanekaragaman Seni Tari Nusantara karya Dewi, menurut sejarahnya tari piring diciptakan untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat kepada para dewa.

Rasa syukur tersebut diwujudkan dengan sajian makanan lezat yang dibawakan gadis-gadis cantik.

"Namun, seiring masuknya Islam di daerah melayu, fungsi tarian piring pun tidak lagi ditujukan untuk persembahan bagi para dewa, tetapi ditunjukan untuk para raja dan pejabat," jelas Dewi.

Baca juga: Kain Sasirangan, Kain Khas Suku Banjar dari Abad ke-12

Dalam perkembangannya, tarian ini tak lagi hanya dinikmati oleh kalangan pejabat dan raja. Tari Piring kini dapat dinikmati semua kalangan masyarakat.

Tarian ini juga biasa ditampilkan dalam acara pernikahan. Dalam konsep ini, pasangan pengantin dianggap sebagai raja dan ratu sehari.

Persebaran Tari Piring

Dilansir dari Laporan Penelitian Tari Sebagai Media Budaya: Suatu Penilaian Perkembangan di Minangkabau yang disusun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tari Piring merupakan salah satu tari dari Minangkabau yang persebarannya cukup luas.

Tari Piring khas Minangkabau, Sumatra Barat DOK. Shutterstock/Lili AiniShutterstock/Lili Aini Tari Piring khas Minangkabau, Sumatra Barat DOK. Shutterstock/Lili Aini

Tari Piring, Tari Sewah, dan Gelombang disebut tak memiliki asal daerah spesifik. Tak satu pun daerah di Minangkabau yang dapat secara pasti disebut sebagai sumber lahirnya ketiga tari tersebut.

Tari Piring dari setiap daerah juga memiliki karakteristik dan ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut bisa berasal dari gerakannya atau pun jenis piring yang digunakan sebagai properti pertunnjukkan.

Baca juga: Joglo, Rumah Tradisional Suku Jawa Modifikasi Bangunan Purba

Musik pengiring dan pakaian Tari Piring

Menurut Indrawati, busana yang dikenakan penari dalam Tari Piring adalah baju Melayu. Tidak ada ketentuan khusus terkait warna.

Penari bebas menentukan warna busana yang mereka kenakan. Akan tetapi, warna-warna terang seperti merah dan kuning sering menjadi pilihan.

Tari Piring khas Minangkabau, Sumatera Barat DOK. Shutterstock/Farida RidhwanShutterstock/Farida Ridhwan Tari Piring khas Minangkabau, Sumatera Barat DOK. Shutterstock/Farida Ridhwan

Tari Piring biasa ditampilkan dengan iringan musik rebana dan gong. Pukulan gong dalam alunan musik tersebut menjadi pentik jarena menjadi panduan bagi penari untuk menentukan langkah dan gerak tari piringnya.

Namun dalam keadaan tertentu, tari piring juga bisa diiringi oleh alat musik lain, seperti talempong dan gendang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com