Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Dedari, Aktualisasi Legenda Resi Markandeya dan Para Bidadari

Kompas.com - 15/09/2021, 08:08 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Dedari merupakan sebuah tempat wisata baru di Ubud, Gianyar, Bali. Taman ini memiliki atraksi unik berupa patung berukuran besar.

"Ada empat yang tingginya kurang lebih 10 meter (m), kemudian ada 4 yang tingginya lima sampai enam meter, dan yang kecil berjumlah 42 patung. Jadi sekitar 50 patung berderet sampai ke Sungai Ayung," kata Riset Manager Taman Dedari, Dewo Arimbawa kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Lebih lanjut, Dewo mengatakan bahwa patung tersebut dibuat sebagai perwujudan legenda Resi Markandeya.

Baca juga: Taman Dedari di Bali, Wisata Baru dengan Kemegahan Puluhan Patung Batu

Perjalana Resi Markandeya

Resi Markandeya dipercaya telah melakukan perjalanan dari Gunung Dieng. Sang resi melewati Gunung Raung dan terus berjalan ke Timur menuju Pulau Bali.

Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedariInstagram.com/tamandedari Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedari

Dilansir dari Kidung Kaki Tuwa: Sebuah Kajian Konvensi Budaya dan Nilai Karya Sukartha (dkk), Resi Markandeya disebut sebagai sosok yang menyebarkan agama Hindu di Pulau Dewata.

Sang Resi diperkirakan sampai di Bali sekitar abad ke-4 Masehi (M). Ia bersama beberapa pengikutnya menetap di Pulau Bali.

Baca juga: PPKM Jawa-Bali Sampai 20 September 2021, Bali Sukses Turun ke Level 3

Meditasi di Sungai Ayung

Menurut penuturan Dewo, Resi Markandeya dipercaya melakukan meditasi di sekitar Sungai Ayung. Setelah menjalani proses meditasi tersebut, sang resi menyaksikan bidadari turun dari langit.

Sungai Ayung sendiri memiliki arti ayu atau indah. Nama tersebut dipilih karena legenda tentang para bidadari yang turun dan mandi di sungai tersebut.

"Patung tersebut dibuat sebagai bentuk aktualisasi dari legenda tersebut," ujar Dewo.

Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Pengelola Taman DedariPengelola Taman Dedari Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Pengelola Taman Dedari

Tak hanya menikmati pemandangan patung berukuran besar, pengunjung juga bisa menikmati beragam sajian di Taman Dedari. Berfoto sembari bersantai atau memberi makan ikan koi juga bisa dilakukan.

Taman Dedari tetap menerima kunjungan selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Akan tetapi, layanan dine ini atau makan di tempat saat ini masih terbatas bagi penghuni The Royal Pita Hama.

Baca juga: Arti PPKM Level 3 Bali...

Wisatawan tidak perlu membayar tiket masuk atau biaya parkir. Pengunjung hanya perlu membeli makanan atau minuman yang tersedia di Taman Dedari.

Bagi kamu yang berniat mengunjungi Taman Dedari, jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com