Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mansorandak, Tradisi Injak Piring di Desa Wisata Arborek Raja Ampat

Kompas.com - 09/11/2021, 15:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Desa Wisata Arborek di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat memiliki tradisi penyambutan yang cukup unik, yakni tradisi injak piring.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Arborek bernama Ronald Mambrasar mengatakan, nama tradisi ini adalah Mansorandak. Biasanya, tradisi dilakukan kepada tamu-tamu tertentu yang dianggap spesial.

Baca juga: Arborek, Desa Wisata di Raja Ampat yang Punya Ikon Tersendiri

“Tamu-tamu seperti orang Kementerian atau Pemda. Tapi kalau tamu biasa, mereka hanya akan disambut oleh tarian penyambutan dari atas kapal,” kata dia kepada Kompas.com di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Rabu (27/10/2021).

Filosofi di balik Mansorandak

Mansorandak merupakan tradisi yang sudah ada selama turun temurun di tanah Papua, termasuk di Desa Wisata Arborek.

Baca juga: Lika-liku Desa Arborek di Raja Ampat Jadi Desa Wisata, Sempat Ditentang Warga

Ronald menjelaskan, tradisi ini memiliki filosofi tersendiri bagi orang-orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Arborek.

“Mansorandak artinya ‘untuk mencuci muka’. Kita merayakan orang yang pertama kali datang ke tempat kita, ritualnya begitu. Dari dulu sudah ada,” ujar dia.

Tarian untuk menyambut wisatawan yang tiba di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Tarian untuk menyambut wisatawan yang tiba di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).

Mengutip situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia kelolaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi, tradisi Mansorandak adalah upacara untuk menyambut orang-orang yang pergi atau pulang dari tempat yang baru dikunjungi.

Pemaknaan di balik tradisi ini adalah untuk mengungkapkan rasa syukur lantaran orang tersebut kembali atau tiba dengan selamat.

Baca juga: Tak Melulu Naik Kapal, Wisata ke Raja Ampat Bisa Pakai Pesawat

Tidak hanya untuk yang baru tiba di Desa Arborek

Ronald mengatakan bahwa tradisi Mansorandak tidak hanya dilakukan untuk menyambut tamu yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke Desa Arborek.

Menurut dia, tradisi ini juga dilakukan oleh warga setempat untuk menyambut keluarganya yang baru pertama kali berkunjung ke suatu tempat.

Baca juga: Panduan Transportasi Menuju Raja Ampat dari Jakarta Beserta Harganya

“Contohnya ketika saya baru pertama kali ke Jakarta. Ketika saya kembali, om-om saya dari keluarga ibu akan membuatkan acara adat Mansorandak karena saya baru pertama kali ke Jakarta,” ucapnya.

Menurut situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia, penyambutan akan dilakukan di tempat sesuai dengan jenis transportasi yang digunakan oleh orang yang bersangkutan.

Prosesi tradisi mansorandak di Desa Wisata Arborek untuk menyambut wisatawan yang belum pernah menginjakkan kaki ke desa tersebut, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Prosesi tradisi mansorandak di Desa Wisata Arborek untuk menyambut wisatawan yang belum pernah menginjakkan kaki ke desa tersebut, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).

Misalnya adalah saat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang berkunjung ke Desa Wisata Arborek dengan kapal cepat pada Rabu. Saat itu, dia langsung disambut oleh warga Arborek dengan tradisi Mansorandak di dermaga.

Prosesi Mansorandak

Melansir Antara, Rabu, prosesi Mansorandak saat kedatangan Sandiaga dilakukan dengan pembaaan puji dan syukur oleh Tua Adat Kampung Arborek menggunakan bahasa Biak Raja Ampat.

Adapun, pengucapan puji dan syukur ini dilakukan karena Sandiaga beserta rombongannya sudah tiba dengan selamat.

Baca juga: Cerita Perajin di Desa Wisata Arborek Raja Ampat yang Terdampak Pandemi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com