Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Cakalele, Kesenian Khas Maluku yang Hadir di Desa Wisata Arborek Raja Ampat

Kompas.com - 09/11/2021, 16:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sempat melakukan kunjungan ke Desa Wisata Arborek di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat pada Rabu (27/10/2021).

Dalam kunjungannya, salah satu tarian yang menyambut Sandiaga adalah Tari Cakalele atau tarian perang khas Maluku.

Baca juga: Arborek, Desa Wisata di Raja Ampat yang Punya Ikon Tersendiri

Ketua Pokdarwis Desa Wisata Arborek Ronald Mambrasar mengatakan bahwa meski tarian ini berasal dari Maluku, Tari Cakalele hadir di sebagian besar daerah di Papua.

“Asal-usul Tari Cakalele ini adalah tari perang. Kalau dilihat, mereka (penari) ada yang memegang parang. Hampir sebagian besar daerah di Papua ada Tari Cakalele,” tutur dia kepada Kompas.com di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Rabu.

Ronald melanjutkan, makna dari tari perang yang kini menjadi bagian dari atraksi budaya adalah untuk menunjukkan bahwa dahulu para nenek moyang berperang dengan karakteristik seperti di Tari Cakalele.

Baca juga: Lika-liku Desa Arborek di Raja Ampat Jadi Desa Wisata, Sempat Ditentang Warga

“Kalau dulu, tarian ini dilakukan sebelum perang dimulai. Seperti menjemput musuh, jadi mereka melakukan tarian-tarian dulu,” sambung dia.

Tarian yang melambangkan rasa persekutuan

Menurut informasi dalam situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia kelolaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Tari Cakalele berasa dari desa-desa di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah.

Tarian ini menceritakan tentang peperangan yang dilakukan oleh masyarakat adat di desa-desa tarian ini berasal.

Baca juga: Jangan Rusak Terumbu Karang saat di Desa Wisata Arborek Raja Ampat

Melansir Kompas.com, Kamis (4/2/2021), yang mengutip buku Mengenal Tarian dan Seni Maluku dan Halmahera (2010) karya M. Noor Said, Tari Cakalele merupakan salah satu atraksi seni yang melambangkan banyak hal.

Pertunjukan Tari Cakalele yang bisa dilihat oleh wisatawan di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Pertunjukan Tari Cakalele yang bisa dilihat oleh wisatawan di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).

Beberapa di antaranya adalah rasa keberanian, ketangkasan, keperkasaan, dan rasa persekutuan. Umumnya, tari perang ini berisikan 5-30 penari.

Mengutip Bobo, Rabu (30/5/2018), dahulu terkadang ada penari Cakalele yang kerasukan roh. Alhasil, tarian pun dinamakan sebagai “cakalele”.

Baca juga: Perjalanan Desa Wisata Arborek Jadi Desa Terbersih di Papua Barat

Dalam bahasa Ternate, “cakalele” merupakan gabungan dari “caka” yang berarti roh dan “lele” yang berarti mengamuk. Cakalele diartikan sebagai roh yang mengamuk.

Tari Cakalele digambarkan sebagai tarian yang menggambarkan perjuangan masyarakat Maluku dalam membela kebenaran.

Awalnya, tari perang ini dipertunjukkan untuk memberi semangat kepada para pasukan saat melawan penjajah.

Baca juga: Tak Melulu Naik Kapal, Wisata ke Raja Ampat Bisa Pakai Pesawat

Tari Cakalele juga dikatakan sebagai penghormatan atas nenek moyang bangsa Maluku yang merupakan pelaut, dan dilakukan sebelum mengarungi lautan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com