KOMPAS.com – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriady mengatakan, pihaknya membatasi kegiatan pendakian Gunung Rinjani karena adanya aktivitas dari Gunung Barujari.
“Update terkini 6 Desember 2021, dari data BMKG dan Vulkanologi menyatakan, Gunung Barujari di Gunung Rinjani Level II Waspada,” tuturnya dalam sebuah video yang diunggah dalam akun Instagram @btn_gn_rinjani, Senin (6/12/2021).
Kendati demikian, dia menegaskan bahwa pendakian Gunung Rinjani tetap dibuka meski ada pembatasan.
Baca juga:
“Pendakian di Gunung Rinjani tetap dibuka dengan tidak ada aktivitas seluas 1,5 kilometer dari radius Gunung Barujari. Masyarakat dan wisatawan diimbau tetap tenang,” ujar Dedy.
Ketika dihubungi Kompas.com secara terpisah pada Selasa (7/12/2021), dia menuturkan bahwa kegiatan wisata pendakian akan ditutup jika level waspadanya meningkat.
“Iya, jika eskalasi cuaca memburuk (dan level waspadanya meningkat), pasti kami tutup,” ucapnya.
Gunung Barujari merupakan sebuah gunung yang tumbuh di dalam kaldera Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Kompas.com, Rabu (17/7/2019), gunung itu lokasinya relatif jauh dari pemukiman warga. Namun, Gunung Barujari tetap berbahaya.
Baca juga:
Hal ini karena gunung tersebut dapat menyebabkan banijr lahar dingin yang mengancam deretan desa di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Rinjani.
Pada 8 Juni-11 Agustus 1994, Gunung Barujari meletus. Letusan tersebut disusul oleh hujan lebat di puncak Gunung Rinjani selama berbulan-bulan.
Pada 3 November 1994, banjir lahar menerjang desa-desa di sepanjang Sungai Tanggik, Kabupaten Lombok Timur, yang berhulu di Gunung Rinjani.
Akibat banjir tersebut, sebanyak 31 warga dinyatakan meninggal sementara tujuh lainnya mengalami luka berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.