KOMPAS.com - Selama beberapa tahun terakhir, Melukat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berminat dengan wisata spiritual.
Kendati baru belakangan ini ramai di media sosial dan dilakukan sejumlah figur publik, tradisi umat Hindu ini sebenarnya sudah sejak lama dilakukan.
Melukat juga sudah menjadi bagian dari beberapa paket wisata di Bali.
Melukat sendiri berasal dari kata sulukat. "Su" memiliki arti baik dan “lukat” artinya "penyucian".
"Melukat sebenarnya bukan fenomena baru. Dari dulu, upacara Melukat sudah menjadi bagian dari paket wisata Bali, yang konsepnya tidak bisa dilepaskan dari Bali."
Demikian diungkapkan oleh Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali Nyoman Nuarta, kepada Kompas.com, Rabu (15/12/2021).
Baca juga:
Nuarta menambahkan, Melukat secara filosofi dilakukan untuk membersihkan segala sesuatu dalam diri atau hal-hal negatif.
"Jadi, ritual ini ada kaitannya dengan konteks vertikal atau hubungan dengan Yang di Atas,” sambungnya.
Pria yang juga berprofesi sebagai pramuwisata dan pengacara ini beranggapan, pembahasan mengenai ritual menjadi tak terpisahkan ketika kita membicarakan wisata Hindu, terutama yang ada di Bali.
Bahkan sebelum digitalisasi berkembang pesat, ritual Melukat ternyata sudah banyak diminati oleh wisatawan mancanegara maupun domestik.
Wisatawan domestik, misalnya, banyak yang datang dari kota-kota besar seperti Jakarta untuk meminta keberkahan.
Sementara, wisatawan mancanegara biasanya berasal dari Jepang atau Eropa.
Baru kemudian saat media sosial semakin canggih dan mudah diakses, promosi mengenai paket wisata spiritual yang menyertakan ritual Melukat menjadi semakin ramai dicari.
Baca juga: Akhir Tahun, Waktu yang Tepat Berkunjung ke Taman Nasional dan Kebun Raya di Bali
Nuarta, yang telah mengamati tren pariwisata di Bali selama bertahun-tahun, melihat bahwa minat terhadap paket wisata spiritual ke depannya akan terus meningkat.