Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 23/12/2023, 22:02 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2024 sudah di depan mata. Banyak keluarga yang sudah berencana untuk berwisata bersama. 

Jika ingin mengisi pengalaman liburan dengan aktivitas yang berbeda, berwisata dengan mengunjungi gereja-gereja kuno di sekitar Jakarta bisa menjadi pilihan.

Setidaknya, ada enam gereja kuno di Jakarta yang dapat dikunjungi lantaran memiliki arsitektur bangunan yang indah.

Berikut daftar gereja kuno di Jakarta seperti disusun oleh Kompas.com setelah mengikuti kegiatan Jelajah Gereja Kuno virtual bersama Wisata Kreatif Jakarta, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: 5 Gereja Unik di Dunia, Ada yang Berbentuk Buket Bunga

Gereja kuno di Jakarta

1. Gereja Immanuel 

Bangunan utama GPIB Immanuel, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2017).KOMPAS.com/ MOH NADLIR Bangunan utama GPIB Immanuel, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2017).

Gereja Immanuel bisa dibilang tempat ibadah golongan elit pada zaman Belanda. Jadi, hanya petinggi, raja dan bangsawan yang beribadah di tempat ini. 

Awal mula gereja ini dibangun karena Kota Tua pada saat itu mulai ditinggalkan lantaran ada banyak wabah penyakit. 

Kemudian di Kota Baru ini didirikanlah sebuah gereja berdesain megah dengan pilar-pilar besar berwarna putihnya. 

Selain arsitektur yang indah, ada juga sebuah alat musik orgel yang sudah berusia ratusan tahun dan masih bisa digunakan hingga saat ini. 

Baca juga: Indahnya Toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral

2. Gereja Katedral 

Gereja Katedral Shutterstock Gereja Katedral

Gereja kuno di Jakarta lainnya yang menarik untuk dikunjungi adalah Gereja Katedral. Ini adalah gereja Katolik pertama di Jakarta dengan gaya gotik dengan bangunan berwarna gelap. 

Meski sempat terbakar dan roboh, keindahan Gereja Katedral masih sangat indah dan terlihat megah. 

Nama resminya adalah Gereja Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, atau dalam bahasa Inggrisnya adalah The Church of Our Lady of the Assumption

Tempat ibadah ini diresmikan pada 1901 dan memiliki monumen granit hitam dari Belgia untuk mengenang Komisaris Jendral Leonardus Petrus Josephus Burggraaf Du Bus de Gisignies. Ia dianggap sebagai sosok yang sangat penting dalam sejarah pembangunan Gereja Katedral.

Keunikan dari gereja ini adalah memiliki museum yang dibangun di dekatnya dan menyimpan berbagai benda sejarah yang berhubungan dengan Gereja Katedral. 

Baca juga: Bukit Rhema Gereja Ayam Tutup Sementara Guna Cegah Penyebaran Corona

3. Gereja Pniel 

Gereja PneilShutterstock Gereja Pneil

Gereja ini memiliki nama lain dan lebih terkenal yakni Gereja Ayam.

Disebut Gereja Ayam karena di atas gereja ada patung ayam yang berfungsi sebagai penunjuk arah.

Ini adalah gereja peninggalan Belanda yang dirancang oleh Ed Cuypers dan Hulswit, serta dibangun antara tahun 1913 sampai 1915. 

Gereja dengan gaya bangunan campuran arsitektur Italia dan Portugis ini awalnya sangat kecil dan hanya sebuah kapel. 

Namun, Gereja Pniel kemudian dipugar dan menjadi lebih luas sehingga bisa menampung ribuan orang yang beribadah.

Baca juga: Taman Doa Our Lady of Akita, Wisata Religi Baru di PIK 2

Interior bangunan ini masih dipertahankan dan tak ada yang diubah meski sudah berdiri ratusan tahun lamanya.

Mimbar, kursi, dan benda lain yang terbuat dari kayu jati masih asli dari sejak gereja ini diresmikan. 

Gereja ini juga masih menyimpan sebuah Alkitab kuno berukuran besar dan berbahasa Belanda yang disimpan di mimbar gereja. Sayangnya, karena termakan umur, Alkitab itu sudah sangat rapuh. 

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com