Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Banyak Maskapai Kosongkan Kursi Tengah Saat Pandemi? Ini Alasannya

Kompas.com - 30/12/2021, 15:31 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak pandemi melanda, jumlah dan kapasitas sebagian besar maskapai penerbangan dibatasi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) di Amerika Serikat, mengutip Yahoo Life, menjelaskan bahwa mengosongkan kursi tengah di pesawat dapat mengurangi risiko penularan virus Covid-19.

Menurut laporan tertulis dari laman resmi CDC, mengosongkan kursi tengah bisa mengurangi risiko tertular Covid-19 dari 23 persen menjadi 57 persen dibanding apabila kursi pesawat yang penuh.

Baca juga: 5 Hal Ini Tidak Dapat Dilakukan Lagi Saat Naik Pesawat sejak Pandemi Covid-19

Jika satu penumpang berada di baris yang sama dan berjarak dua kursi dari seseorang yang terjangkit virus Covid-19, risiko terpapar virus berkurang sebesar 23 persen.

Namun, mengosongkan kursi tengah dapat mengurangi risiko penumpang lain hingga 57 persen saat beberapa orang di dalam pesawat terinfeksi virus.

“Jarak fisik penumpang pesawat, termasuk melalui kebijakan seperti kursi tengah dikosongkan, dapat memberikan pengurangan tambahan risiko paparan virus Covid-19 di pesawat,” tulis laporan tersebut pada Jumat (23/4/2021).

Poin penting lainnya adalah, penelitian tersebut melihat potensi tingkat infeksi saat penumpang tidak memakai masker.

Baca juga:

“Saat ini, maskapai penerbangan mengharuskan orang untuk memakai masker di pesawat,” jelas Pakar Penyakit Menular Dr Amesh Adalja dari Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, kepada Yahoo Life.

Namun, penumpang pesawat akan melepas masker mereka untuk makan dan minum selama penerbangan.

Potensi penyebaran virus dalam penerbangan

Fakta penelitian menunjukkan adanya bukti nyata penyebaran virus Covid-19 di pesawat, terutama dalam penerbangan berdurasi lama. 

Sebuah studi kasus yang diterbitkan dalam jurnal CDC Emerging Infectious Diseases pada bulan Maret 2021, menganalisis penerbangan 18 jam yang kembali ke Selandia Baru melalui Dubai, Uni Emirat Arab.

Baca juga: Pentingnya Memotret Barang Bawaan Sebelum Naik Pesawat, Ini Alasannya

Penerbangan tersebut memuat 86 penumpang yang berasal dari lima negara berbeda sebelum singgah di Dubai. Beberapa penumpang melakukan tes Covid-19 selama singgah di Malaysia.

Saat mereka tiba di Selandia Baru, para penumpang diharuskan menjalani isolasi dan karantina 14 hari.

Ilustrasi Kabin PesawatUnplash/Alexander Schimmeck Ilustrasi Kabin Pesawat

Selama karantina, tujuh penumpang dinyatakan positif terkena virus, termasuk lima di antaranya yang memiliki hasil tes negatif selama singgah.

Laporan kasus lain yang diterbitkan Emerging Infectious Diseases pada November 2020 menyebutkan, ada 16 orang positif Covid-19 setelah penerbangan 10 jam dari London ke Hanoi, Vietnam.

Baca juga: Cek Lagi, Syarat Naik Pesawat untuk Perjalanan Domestik Saat Nataru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com