Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blue Pass untuk Turis Travel Bubble Bisa Lacak Kontak Erat Covid-19

Kompas.com - 28/01/2022, 21:13 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Blue Pass, alat untuk membantu mendeteksi kontak erat terkait pandemi Covid-19, sudah digunakan dalam skema perjalanan travel bubble Indonesia-Singapura, khususnya di wilayah Bintan dan Batam di Kepulauan Riau.

Terhitung sejak Senin (24/1/2022), alat pelacak kontak Covid-19 ini menjadi salah satu syarat kedatangan wisatawan mancanegara asal Singapura selain aplikasi PeduliLindungi.

Untuk diketahui, Blue Pass yang digunakan dalam travel bubble sama dengan yang diujicobakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Rabu (26/1/2022), mengutip Kompas.com.

Baca juga:

"Ya, Blue Pass ini sama dengan yang dipakai BNPB dan direkomendasi Pemerintah Singapura. Sebelumnya sudah kami koordinasi dengan BNPB untuk digunakan karyawan yang mengurus wisata di Lagoi (Bintan)," kata Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Buralimar, kepada Kompas.com, Jumat (28/1/2022).

Cara kerja alat Blue Pass

Menurut Buralimar, satu alat Blue Pass akan diberikan kepada masing-masing wisatawan yang masuk ke wilayah Bintan dan Batam, serta diwajibkan untuk dipakai saat bepergian.

"Sebelumnya karyawan di Lagoi sudah pada pakai. Jadi datanya akan terekam sudah pergi dan ketemu siapa saja," lanjut dia.

Ia mengatakan, dalam kurun waktu 15 menit dengan jarak tiga meter, Blue Pass yang saling berdekatan akan merekam ke dalam perangkat pengguna sebagai kontak erat.

Baca juga: BNPB Uji Coba Blue Pass untuk Pelacakan Kontak Erat Covid-19

Hal ini akan memudahkan pelacakan atau tracing jika tiba-tiba terjadi kasus positif Covid-19.

"Jadi, kalau ternyata salah satu ada yang terkonfirmasi positif, tracing bisa lebih efisien karena tidak perlu dilakukan ke semua orang. Misalnya hanya ketemu lima orang dalam ketentuan tadi, ya hanya mereka yang akan diperiksa," papar Buralimar.

Cara penggunaan alat ini juga sangat mudah, lanjutnya, yaitu hanya dengan selalu dibawa saat bepergian.

"Tinggal dibawa, dikalungkan di leher saja atau dimasukkan dalam kantong. Tapi tidak boleh lepas dari badan," tegas dia.

Pemakaian alat ini akan terus dipantau, terutama jika sudah digunakan oleh wisatawan. 

Dengan operator tersendiri, masing-masing wisatawan akan mendapat nama dan nomer mereka di perangkat kecil berwarna biru yang ringan serta tahan air ini.

Baca juga: Pelabuhan Nongsapura Batam Dinilai Siap untuk Travel Bubble

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com