Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pintu Internasional ke Bali Dibuka meski Kasus Omicron Tinggi

Kompas.com - 07/02/2022, 16:23 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pintu penerbangan internasional ke Bali dibuka per Jumat (4/2/2022). Ini ditandai dengan masuknya wisatawan mancanegara (wisman) asal Jepang yang menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Kebijakan ini mengundang pertanyaan dari sejumlah pihak lantaran dilakukan pada saat kasus varian Omicron sedang melonjak.

Terkait hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjelaskan beberapa alasannya.

Pertama, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baperekraf Nia Niscaya mengatakan, penerbangan internasional memang sudah dibuka sejak Oktober 2021.

"Jadi memang tidak ada pelanggaran," kata Nia dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (7/2/2022).

Baca juga: Mulai 4 Februari, Bali Resmi Kembali Layani Penerbangan Internasional

Selain itu, Nia menjelaskan bahwa program ini adalah pilot project, di mana Indonesia mencoba memulihkan sektor pariwisata, terutama di Bali, dan hidup bersama Covid-19.

Meski pintu penerbangan internasional dibuka, Nia menekankan, protokol kesehatan tetap diterapkan secara tegas, termasuk menerapkan aturan 3T dan 3T.

Adapun 3M adalah mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, sedangkan 3T adalah pemeriksaan dini, pelacakan, dan perawatan.

Indonesia kembali layani penerbangan internasional, Jumat (4/02/2022). DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Indonesia kembali layani penerbangan internasional, Jumat (4/02/2022).

Pembukaan pintu penerbangan ini menerapkan skema warm up vacation.

Warm up vacation mirip seperti karantina, tetapi dilakukan di tempat tertentu sehingga memungkinkan wisatawan tetap beraktivitas di luar ruangan, selama interaksi dilakukan dengan orang-orang dari bubble yang sama.

Selain itu, Bali, kata Nia, juga sudah siap dari sisi vaksinasi.

Vaksinasi dosis 1 dan 2 di daerah tersebut sudah mencapai lebih dari 100 persen dan vaksin booster sudah mulai diberikan.

"Memang (booster) belum tinggi karena baru mulai," tuturnya.

Selain itu, terdapat 2.212 usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang sudah tersertifikasi CHSE dalam payung InDonesia Care, sehingga diyakini kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan sudah dalam kondisi optimal dan siap memberikan pelayanan kepada wisatawan.

Baca juga: Apa Itu Warm Up Vacation? Syarat Turis Asing Masuk ke Bali

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com