Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Ingin Memotret Cahaya Surga di Gua Jomblang? Simak Dulu Tips Berikut

Kompas.com - 14/02/2022, 20:02 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.comGunung Kidul memiliki pesona keindahan alam yang seolah tak pernah habis untuk dieksplorasi, khususnya bagi pencinta fotografi. Kabupaten yang masuk wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini memiliki berbagai jenis wisata alam, mulai dari pantai, air terjun, sampai gua.

Salah satu wisata gua yang terkenal di Gunung Kidul adalah Gua Jomblang. Untuk diketahui Gua Jomblang merupakan gua vertikal bertipe collapse doline. Gua ini terbentuk akibat tanah beserta vegetasi yang amblas ke dasar bumi pada ribuan tahun lalu.

Proses geologi tersebut membentuk sumuran atau sinkhole yang dalam bahasa Jawa disebut dengan luweng. Hal ini membuat Gua Jomblang unik karena di dalam gua terdapat mulut gua seluas sekitar 50 meter yang sering disebut Luweng Jomblang. Luweng inilah yang menjadi tujuan utama wisata di Gua Jomblang.

Salah satu obyek yang menjadi buruan para fotografer selama berkunjung ke Gua Jomblang adalah "cahaya surga" atau ray of light. Fenomena cahaya ini muncul karena sinar matahari masuk ke dalam gua melewati celah-celah dan menyinari flowstone. Perpaduan antara cahaya matahari dan uap air yang menguar dari dasar bebatuan menciptakan efek cahaya vertikal.

Baca juga: 3 Fakta Unik Gua Jomblang, Cahaya Surga di Perut Bumi

Pemandangan kontras antara “cahaya surga” dan gelapnya gua mampu membuat pengunjung berdecak kagum.

Untuk dapat menangkap momen indah ini, Anda harus berkunjung pada waktu yang pas, yakni pukul 11.00 hingga 12.00 dengan kondisi cuaca sedang cerah.

Selain cahaya surga, pengunjung juga dapat menikmati keindahan alam berupa hutan hijau, batu kristal, stalaktit, stalagmit, serta sungai bawah tanah. Dengan berbagai keindahan tersebut, jangan lupa siapkan kamera smartphone Anda untuk menangkap momen di Gua Jomblang.

Tips berburu foto di Gua Jomblang

Sejatinya, mengambil foto di kawasan gua memiliki kiat khusus ketimbang tempat lainnya. Pasalnya, kawasan gua memiliki medan yang didominasi bebatuan dan cahaya yang cukup minim. Terlebih, bila pengambilan gambar menggunakan smartphone.

Kontributor foto National Geographic Indonesia Dwi Oblo yang berkunjung ke Gua Jomblang dalam eksplorasi Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia hasil kolaborasi dengan realme Indonesia membagikan tips mengambil foto dengan smartphone di kawasan itu.

Baca juga: Bosan ke Malioboro? Coba Petualangan ke Gua Jomblang

Dwi mengatakan, Gua Jomblang memiliki pencahayaan yang minim. Ia menyarankan pengunjung menggunakan headlamp supaya dapat mengambil gambar lebih jelas.

Selain itu, pengunjung yang ingin memotret cahaya surga harus datang dari sejak pagi hari. Pasalnya, banyak pengunjung lain yang juga mengantre untuk mendapatkan foto tersebut.

“Waktu memotret cahaya surga yang efektif adalah siang hari pada pukul 11.00 sampai 12.00. Jika lewat dari siang, cahayanya dipastikan tidak ada. Usahakan datang lebih awal karena banyak orang mengincar momen itu,” ujar Dwi.

Dwi juga menyarankan pengunjung menggunakan tongkat eksis atau tongsis untuk mengabadikan momen saat turun ke dasar gua menggunakan single rope technique (SRT). Menurutnya, momen tersebut wajib diabadikan, terlebih bila bepergian bersama orang terdekat.

Sebagai informasi, ajang Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia menantang fotografer profesional dari National Geographic Indonesia untuk berburu foto lanskap alam dalam kondisi low-light di sembilan destinasi unik Indonesia.

Baca juga: 7 Tempat Wisata Yogyakarta dengan Akses Jalan Tanpa Tanjakan dan Turunan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com