Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Hotel di Labuan Bajo NTT Disebut Mahal, BPOLBF Evaluasi

Kompas.com - 05/03/2022, 12:08 WIB
Nansianus Taris,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menanggapi isu mahalnya tarif hotel di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang akhir-akhir ini merebak di kalangan wisatawan. 

Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, mengatakan bahwa saat ini BPOLBF bersama pemerintah daerah (pemda) dan stakeholder terkait sedang mengevaluasi hal tersebut.

Baca juga: Ke Labuan Bajo Makin Nyaman dan Aman dengan Asuransi Perjalanan Wisata

"Kami sedang terus berupaya untuk meningkatkan kualitas hotel yang ada di Labuan Bajo agar dapat memenuhi standar pelayanan sesuai dengan kelasnya,” kata Shana di Labuan Bajo, Jumat (4/3/2022).

Ia menjelaskan, ada perbedaan standar biaya operasional antarwilayah. Hal itu terkait berbagai isu yang berkembang, termasuk perbandingan dengan kondisi di Bali, yang mana tarif hotelnya cenderung turun. Namun, di Labuan Bajo justru tetap stabil, bahkan cenderung mahal.

Biaya operasional hotel di Labuan bajo, lanjutnya, lebih tinggi karena masih banyak produk atau material pendukung yang diambil atau harus didatangkan dari daerah lain.

Ilustrasi hotel.PEXELS/ENGIN AKYURT Ilustrasi hotel.

“Kita mencoba membantu dengan program rantai pasok, membangun sentra-sentra supplier lokal, sehingga mengurangi biaya produksi. Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga akan dilakukan sehingga pengelolaan layanan bisa efektif dan efisien dengan hospitality yang tinggi,” katanya.

Baca juga:

Ia menjelaskan, saat ini BPOLBF berfokus meningkatkan standar kualitas layanan dan fasilitas agar wisatawan tidak kecewa dengan besaran pengeluaran yang dibelanjakan saat berkunjung ke Labuan Bajo.

“Standar yang digunakan adalah standar internasional, diharapkan agar hotel, kapal, dan restoran berlomba meningkatkan kualitas pelayanan mereka sesuai standar yang ada sehingga ada kepastian standar layanan dengan dunia pariwisata internasional,” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com