Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Kawasan Candi Muaro Jambi yang Dikunjungi Jokowi

Kompas.com - 07/04/2022, 18:22 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi Candi Kedaton di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada Kamis (7/4/2022).

Adapun hari ini Jokowi dijadwalkan melepas komoditas pinang biji di kabupaten tersebut untuk kemudian diekspor, dikutip dari Kompas.com, Kamis. 

"Kalau kita melihat, begitu kita masuk, yang ada adalah tumpukan-tumpukan bata yang (usianya) sudah lebih dari 1.000 tahun karena ini abad ketujuh, menunjukkan bahwa saat itu teknologi sudah ada. Tanpa semen, tapi bangunan bisa didirikan," kata Jokowi melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.

Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Jambi, Wisata Sejarah di Candi Muaro Jambi

Ia menjelaskan bahwa, pada abad ketujuh, kawasan itu termasuk pusat pendidikan yang terbesar di Asia. 

"Bukan hanya yang berkaitan dengan teknologi, tetapi di Kawasan Cagar Budaya (Nasional) Muaro Jambi ini juga dulunya menjadi pusat pendidikan bagi kedokteran dan obat-obatan, kemudian filsafat, arsitektur dan seni, dan yang lain-lainnya. Artinya apa? Peradaban kita saat itu sudah meng-internasional dan terbuka," terangnya. 

Berikut ini Kompas.com rangkum sejumlah fakta seputar KCBN Muaro Jambi:

Kompleks candi terluas di Indonesia

KCBN Muaro Jambi diduga merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya, yang dibangun sekitar abad ke-7 hingga 12 Masehi.

Laporan akan adanya kompleks candi ini tercatat pada tahun 1824 oleh seorang tentara Inggris, SC Crooke. Pada tahun 1975, Pemerintah Indonesia melakukan pemugaran kompleks candi tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Selasa (8/2/2022), Kompleks Candi Muaro Jambi disebut sebagai kompleks candi terluas di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Luasnya kira-kira 3.980 hektare. 

Kawasan ini meliputi delapan desa, yakni Desa Muara Jambi, Desa Danau Lamo, Desa Dusun Baru, Desa Kemingking Luar, Desa Kemingking Dalam, Desa Dusun Mudo, Desa Teluk Jambu, dan Desa Tebat Patah. 

Adapun candi yang ada di kawasan ini, di antaranya Candi Gumpung, Candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai, Candi Astano, Candi Gedong Dua, Candi Gedong Satu, dan Telogo Rajo. 

Baca juga: Candi Muaro Jambi, Kampus Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Pengunjung melihat Candi Tinggi di Kompleks Situs Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (10/11). Kompleks situs ini luasnya sekitar 17,5 kilometer persegi dan diperkirakan ada sekitar 110 buah candi. Situs Muarao Jambi yang diperkirakan dibangun sejak abad ke-4 hingga ke-11 Masehi ini menjadi tempat pengembangan ajaran Budha pada masa Melayu Kuno.  KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Pengunjung melihat Candi Tinggi di Kompleks Situs Candi Muaro Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Sabtu (10/11). Kompleks situs ini luasnya sekitar 17,5 kilometer persegi dan diperkirakan ada sekitar 110 buah candi. Situs Muarao Jambi yang diperkirakan dibangun sejak abad ke-4 hingga ke-11 Masehi ini menjadi tempat pengembangan ajaran Budha pada masa Melayu Kuno.

Dijuluki sebagai universitas peninggalan Sriwijaya

Kompleks Candi Muaro Jambi dinilai unik lantaran menjadi salah satu universitas peninggalan Kerajaan Sriwijaya, dikutip dari Kompas.com, Senin (20/3/2022).

"Ada kemiripan antara Candi Muaro Jambi dengan Universitas Nalanda di India," kata arkeolog dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Agus Widiatmoko, pada Sabtu (18/3/2017).

Ia memperkirakan, ketika Kerajaan Sriwijaya mencapai masa kejayaan sekitar tahun 784, mereka mengutus mahasiswanya untuk belajar di Universitas Nalanda. Kerajaan Sriwijaya disebut membangun 2.000 kamar dan satu perpustakaan untuk mahasiswanya di India. 

"Saat ajaran Buddha Dharma di India mengalami kehancuran karena invasi dari negara lain, maka Universitas Nalanda berpindah ke Sumatera atau ke Candi Muaro Jambi," jelasnya. 

Baca juga: Kunjungan Wisatawan ke Candi Muaro Jambi Meningkat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com