Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Festival Songkran di Thailand? Ini 10 Faktanya

Kompas.com - 12/04/2022, 08:23 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Songkran adalah perayaan tahun baru tradisional masyarakat Thailand, sekaligus menjadi salah satu perayaan terbesar dan terpenting di negara itu. 

Perayaan ini terkenal berkat salah satu acaranya yang berupa festival air. Pada waktu itu, penduduk umumnya akan turun ke jalan dan saling menyiram air, bisa dengan ember atau pistol air. 

Dilansir dari laman resmi Kementerian Kebudayaan Thailand, Songkran biasanya diperingati pada tanggal 13, 14, dan 15 April. 

Tahun ini, Songkran akan jatuh hari Rabu (13/4/2022) hingga seminggu ke depan. Yuk, ketahui beberapa fakta menarik dari perayaan Songkran di Thailand!

1. Makna Songkran 

Songkran terdiri dari dua kata, yakni song dan krant. Pada dasarnya, perayaan ini merupakan sebuah festival religi yang kaya akan tradisi Buddha dan Brahman. 

Perayaan tersebut menandai akhir dari siklus 12 bulan ketika matahari bergerak ke bulan April, dan secara tradisional terdapat momen antara waktu panen dan menanam.

Umumnya Songkran dirayakan selama tiga hari, tapi ada juga yang merayakannya hingga seminggu. 

Baca juga: Thailand Cabut Syarat Tes PCR Sebelum Perjalanan Mulai 1 April

2. Tidak ada penyiraman air pada Songkran tahun ini

Sehubungan dengan adanya pandemi Covid-19, maka Pemerintah Thailand melarang adanya penyiraman air, pengolesan bubuk, dan pesta busa saat Songkran 2022

Seluruh perayaan Songkran yang diselenggarakan dan didukung oleh Tourism Authority of Thailand (TAT) wajib menerapkan protokol kesehatan. Di antaranya telah memperoleh vaksin atau menunjukkan hasil negatif tes Antigen Test Kit dalam kurun waktu 72 jam. 

"Pemerintah Thailand telah mengizinkan perayaan Songkran 2022 untuk diadakan dengan pedoman pencegahan universal dan ketentuan bebas Covid-19, sekaligus berfokus ke aspek tradisional dan budaya dari festival tersebut," kata Gubernur TAT, Yuthasak Supasorn, dikutip dari laman tatnews.org pada Selasa (5/4/2022).

Baca juga: Thailand Sediakan 2 Ton Buah untuk Para Gajah pada Perayaan Nasional

3. Songkran sempat dibatalkan beberapa kali

Pada tahun 2020, Songkran yang rencananya diadakan di Khao San Road dan beberapa tempat lainnya terpaksa dibatalkan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Tahun 2020 menandai tahun kedua ditundanya perayaan ini. Sebelumnya pada tahun 2019, dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/3/2020), Songkran ditunda lantaran adanya penobatan Raja Thailand. 

Sementara itu, pada tahun 2021, perayaan Songkran di Provinsi Chiang Mai juga batal akibat adanya laporan baru kasus Covid-19. 

Baca juga: Festival Songkran di Chiang Mai Thailand Batal

Festival Songkran di Silom, salah satu pesta perang air populer selama Songkran di Bangkok.SHUTTERSTOCK/ARTAPARTMENT Festival Songkran di Silom, salah satu pesta perang air populer selama Songkran di Bangkok.

4. Kenapa Songkran identik dengan air dan bubuk putih?

Air adalah salah satu elemen terpenting selama perayaan Songkran.

Secara simbolis, air melambangkan pembersihan atau pelepasan dari tahun yang sudah lewat, sehingga orang-orang akan siap untuk memulai tahun yang baru. 

Selain air, umumnya Songkran juga identik dengan bubuk putih atau pasta yang dioleskan ke wajah. Bubuk bernama din sor pong ini sebenarnya adalah talk yang berguna melindungi kulit dari sengatan matahari. 

Baca juga: 7 Fakta Sungai Chao Phraya, Lokasi Tewas Artis Thailand Tangmo Nida

5. Songkran sebagai momen berkumpul dengan keluarga

Dikutip dari kids.nationalgeographic.com, Songkran merupakan momen untuk bersih-bersih. Masyarakat biasanya membersihkan rumah, sekolah, kantor, dan ruang publik lainnya. 

Songkran juga dijadikan waktu untuk berkumpul, lalu berlibur dengan anggota keluarga lainnya. Sedangkan, orang yang lebih muda juga menuangkan air ke tangan kerabat dan teman yang lebih tua untuk menunjukkan rasa hormat mereka, sekaligus meminta berkat pada tahun mendatang.

Anak-anak akan menuangkan air ke orang yang lebih tua sebagai bentuk terima kasih dan hormat.

Banyak juga keluarga yang bangun lebih awal, lalu mengunjungi kuil-kuil Buddha. Mereka membawa persembahan, salah satunya makanan, dan mendengarkan khotbah biksu. 

Selanjutnya, mereka memercikkan air bersih atau wewangian di atas patung Buddha, untuk melambangkan pemurnian dan keberuntungan.

Baca juga: Nama Asli Bangkok Thailand yang Jadi Nama Kota Terpanjang di Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com