Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerahnya Masjid Lautze di Jakarta Pusat yang Dibangun Mualaf Tionghoa

Kompas.com - 21/04/2022, 16:40 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada bangunan seperti ruko dengan warna kuning cerah tampil mencolok di antara sederet pertokoan lain. Letaknya di tepi Jalan Lautze, Karanganyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Bagi mereka yang lewat, sekilas mungkin mengira bangunan tersebut adalah sebuah kelenteng, dilihat dari warna dindingnya yang didominasi merah dan kuning.

Belum lagi, tambahan aksesori lampion yang menggantung persis di sisi kanan-kiri pintu masuk, menambah kesan bangunan khas masyarakat Tionghoa.

Baca juga: Masjid Lautze, Masjid Empat Tingkat Bergaya China di Pasar Baru

Siapa sangka, bangunan ruko ini ternyata merupakan masjid. Sebab, tak ada kubah dan menara seperti masjid pada umumnya.

Masuk ke bagian dalam, seluruh lantai dilapisi karpet halus berwarna hijau tua dengan aksen garis kuning. Ruangan itu tidak begitu besar, tetapi masjid terbilang sejuk, mengingat lokasinya yang persis di depan jalan raya.

Masjid ini dibangun oleh seorang mualaf Tionghoa bernama Alim Karim untuk mengenang jasa ayahnya, Haji Karim yang merupakan tokoh pejuang pada era Soekarno.

Sejarah Masjid Lautze di Jakarta Pusat

Awalnya, Masjid Lautze hanya ruko sewaan untuk operasional Yayasan Karim Oei yang berfungsi sebagai wadah pusat informasi untuk warga Tionghoa mengenal Islam. Singkat cerita, pemilik ruko akhirnya menawarkan yayasan untuk membeli bangunan tersebut.

Situasi ekonomi yang cukup sulit membuat pihak yayasan bingung harus mencari dana. Hingga datanglah bantuan dari BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi Indonesia.

Baca juga: Jelajah Masjid Unik di Jakarta, Ada yang Mirip Taj Mahal

"Dulunya ruko tempat masjid ini disewa oleh Yayasan Haji Karim Oei. Namun, akhirnya dibeli oleh Pak Habibie dan diserahkan ke yayasan," kata pemandu tur bernama Candha kepada Kompas.com, Sabtu (16/4/2022).

Bagian yang cukup menyita perhatian adalah pengunjung bisa melihat papan tulis putih yang berisi data jemaah mualaf di Masjid Lautze setiap tahunnya.

Masjid Lautze di Jakarta Pusat.KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG Masjid Lautze di Jakarta Pusat.

Bahkan, Yusman selaku pengurus masjid menceritakan bahwa pemilihan warna kuning dan merah bertujuan agar pengunjung yang dulunya sebagian besar adalah etnis Tionghoa merasa nyaman di tempat ini.

"Kalau filosofi warna itu tidak ada sebenarnya. Makna kuning, merah, hijau itu apa, itu tidak ada. Warna ini agar pengunjung yang sebagian besar orang Tionghoa merasa nyaman saat mereka masuk dan ingin mempelajari Islam," kata Yusman.

Baca juga: Masjid Bersejarah di Wonogiri, Lebih Tua dari Masjid Agung Demak

Bila hendak berwisata religi ke masjid ini, kamu harus datang pada saat jam kantor saja, yakni mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Sebab, Masjid Lautze akan tutup pada pukul 17.00 WIB lantaran jemaahnya yang tidak begitu banyak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com