BORONG, KOMPAS.com - Air Terjun Kembar Gajah di Desa Colol, Kecamatan Lambaleda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai masih tersembunyi dan belum dikenal luas.
Hanya warga desa yang biasa mengunjungi wisata alam tersebut. Warga pun menamakannya Air Terjun Cunca Tenda lantaran sesuai dengan bentuk "tenda" di tempat air mengalir, dari ketinggian ke kolamnya.
Air terjun ini tepatnya berada di Dusun Racang, jaraknya sekitar dua kilometer dari jalan utama Desa Colol atau Desa Wisata Colol.
Baca juga:
Adapun Staf Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Timur, Albertus Jehamin, menamainya Air Terjun Kembar Gajah (Elephant Twin Waterfall) karena terdapat dua air terjun yang mengapit bebatuan berbentuk mirip belalai gajah.
Ia menjelaskan, penamaan Air Terjun Kembar Gajah mengacu pada kunjungan pertamanya ke tempat wisata tersebut. Tepatnya setelah melihat bentuk batu di tengahnya yang mirip belalai gajah, berpadu dengan air terjun kembar di kedua sisinya.
Baca juga: Wisata di Kampung Colol NTT, Lestarikan Kopi Juria Sebagai Warisan Leluhur
Salah satu kelebihan air terjun ini, menurutnya, adalah dapat dinikmati setiap saat oleh pengunjung lantaran debit air di Sungai Wae Nunung stabil sepanjang tahun.
Hal itu berbeda dengan sejumlah air terjun di wilayah yang sama, di antaranya Air Terjun Cunca Radi Ntangis dan Cunca Wek, yang baru ada ketika musim hujan.
Jehamin, yang tengah melakukan riset tentang strategi pengembangan kawasan pariwisata Lembah Colol untuk tesis jenjang magisternya, menjulukinya sebagai surga tersembunyi di Desa Colol.
"Untuk mencapai air terjun ini, pengunjung dapat menyusuri Sungai Wae Nunung atau melalui kebun kopi milik warga Dusun Racang. Aktivitas penelusuran sungai Wae Nunung bisa menjadi pilihan atraksi sebelum mencapai Air Terjun Kembar Gajah," kata Jehamin kepada KOMPAS.com, Sabtu, (23/4/2022) melalui sambungan telepon seluler.
Baca juga:
"Selain itu, pengunjung dapat berenang di Sungai Wae Nunung yang masih bersih dan alami. Medan yang cukup menantang sepanjang sungai akan terbayar saat tiba di air terjun yang sungguh memikat," tambah mahasiswa Universitas Udayana, Bali, ini.
Menurutnya, air terjun tersebut merupakan aset dan potensi wisata Desa Colol yang wajib dipromosikan menjadi daya tarik wisata, sehingga bisa memberi dampak positif bagi warga.
"Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah Desa Colol sebaiknya membangun akses jalan yang aman, nyaman, serta menyiapkan local guide (pemandu setempat) sebagai pemandu wisata. Di samping, itu perlu dilakukan promosi agar daya tarik wisata ini semakin dikenal," tuturnya.