Libur Lebaran 2022, Tingkat Okupansi Hotel di Aceh Mencapai 60 Persen

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Tingkat okupansi atau tingkat hunian hotel di sejumlah daerah di Provinsi Aceh saat libur Idul Fitri 2022 meningkat drastis.

Direktur Operasional Arabia Hospitality Group, Iwan Wahyudi, mengatakan, persentase pemesanan kamar hotel di Aceh Tengah dan Kota Sabang sudah mencapai 60 persen untuk H+2 hingga H+3 Lebaran tahun ini.

Diperkirakan persentse tersebut, khususnya di dua lokasi wisata ini, akan meningkat seiring libur panjang yang diizinkan pemerintah tahun ini.

Baca juga:

• Suku Gayo, Suku Terbesar Kedua di Aceh
• Jelang Lebaran 2022, Harga Tiket Pesawat Medan ke Aceh Utara Melambung
• 10 Kafe di Banda Aceh, Ada yang Legendaris dan Instagramable

“Kalau di Gran Renggali Hotel Aceh Tengah, Hotel Sabang Hill, dan Sabang Fair itu sudah 60 persen ter-booking (dipesan). Sedang di Banda Aceh itu baru 30 persen,” kata Iwan kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (27/4/2022).

Dia menambahkan, minat masyarakat untuk menginap selama libur lebaran di hotel diprediksi akan meningkat.

Pixabay/Ming Dai Ilustrasi kamar hotel

“Bagi industri wisata, izin mudik dari pemerintah itu sudah sangat mendukung. Karena akan banyak warga yang menginap di hotel, sambil jalan-jalan dan pulang kampung,” ujarnya. 

Selama libur Lebaran 2022, lanjutnya, tersedia paket lebih murah Rp 100.000 dari biasanya. Misalnya, untuk tipe kamar termurah di Gran Arabia Banda Aceh hanya dijual Rp 400.000 dari harga normal Rp 500.000.

Baca juga:

• Museum Samudera Pasai di Aceh Utara Tutup Selama Ramadhan dan Libur Idul Fitri 2022
• Menparekraf Resmikan Tower Mangrove Langsa, Tempat Wisata Baru di Aceh
• Abraj Rooftop Banda Aceh, Berbuka di Ketinggian yang Instagramable

“Kami pastikan seluruh hotel di bawah manajemen Arabia Hospitality Group di Aceh dan Medan patuh pada protokol kesehatan seperti pengunjung wajib masker, cuci tangan, dan lain sebagainya,” katanya.

Dia berharap, kebijakan pemerintah mengizinkan mudik bisa mendongkrak industri pariwisata di Aceh yang selama dua tahun terakhir mati suri karena pandemi Covid-19.