Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Lahir Pancasila, Berawal dari Taman Renungan Bung Karno 

Kompas.com - 31/05/2022, 15:03 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni. Melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016, pemerintah menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus sebagai Hari Libur Nasional. 

Penetapan tersebut bertujuan agar pemerintah, masyarakat, dan seluruh komponen bangsa memperingati Pancasila sebagai ideologi bangsa. 

Adapun penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan Hari Libur Nasional itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tepatnya saat peringatan pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (1/6/2016).

Baca juga: 1 Juni 2022 Tanggal Merah, Memperingati Hari Apa?

"Maka, dengan mengucap syukur kepada Allah dan bismillah, dengan keputusan presiden, tanggal 1 Juni ditetapkan untuk diliburkan dan diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com

Sejarah singkat Hari Lahir Pancasila 

Mengutip dari situs Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), sejarah Hari Lahir Pancasila ditandai dengan pidato Soekarno yang saat itu belum menjabat sebagai presiden Indonesia.

Pidato itu ia sampaikan dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai pada 29 Mei-1 Juni 1945 di Gedung Chuo Sangi In

Gedung itu sekarang adalah Gedung Pancasila di kompleks Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat. 

Gedung Pancasila KemluKemlu Gedung Pancasila Kemlu

Untuk diketahui, BPUPKI dibentuk setelah Jepang mengalami kekalahan oleh pihak sekutu. Jepang yang saat itu menjajah Indonesia, kemudian berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. 

Akhirnya, dibentuk sebuah lembaga yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan RI, yaitu BPUPKI. Selanjutnya, BPUPKI mulai bersidang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dengan agenda antara lain bentuk negara dan dasar negara. 

Ada tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang membacakan pidato tentang dasar negara RI dalam sidang BPUPKI. Ketigasnya adalah Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. 

Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia, yang dinamai Pancasila. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Intip Desa Pancasila di Kaki Gunung Tambora

Saat itu, Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk Indonesia., meliputi sila pertama nasionalisme atau kebangsaan, sila kedua internasionalisme atau perikemanusiaan, sila ketiga mufakat atau demokrasi, sila keempat kesejahteraan sosial, dan sila kelima Ketuhanan yang Maha Esa. 

Setelah tiga tokoh pergerakan nasional menyampaikan ide dan gagasannya, maka terpilihlah pidato Soekarno, Pancasila, sebagai dasar negara. 

Untuk menyempurnakan rumusan Pancasila dan membuat Undang-Undang Dasar (UUD), yang berlandaskan kelima asas tersebut, maka dibentuk Panitia Sembilan. 

Pidato Sukarno pada sidang BPUPKIkemdikbud.go.id Pidato Sukarno pada sidang BPUPKI

Anggota Panitia Sembilan itu terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokroseojoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, AA Maramis, dan Achmad Soebardjo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com