Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Napak Tilas Jalur Rempah Nusantara di Surabaya

Kompas.com - 02/06/2022, 17:04 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ibu kota Jawa Timur, Surabaya, berperan penting dalam periode perdagangan, atau jalur rempah Nusantara, yang telah eksis sejak ratusan tahun lamanya.

Dilansir dari laman Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jumat (26/3/2022), posisi geografis Jawa Timur mendorong Surabaya menjadi kota dagang yang ramai. Sekaligus sebagai tempat singgah kapal-kapal saat dalam perjalanan dari barat ke timur, maupun dari timur ke pusat pemerintahan di Batavia.

Saat ini, beberapa jejak jalur rempah bahkan masih terlihat jelas, seperti yang ada di area Jalan Panggung, Kapasan, dan Kembang Jepun, yang pada masa lampau merupakan sentra dagang bongkar muat serta wilayah peradaban pertemuan berbagai bangsa termasuk Arab, India, dan China. 

Baca juga: Mengapa Rempah-rempah Begitu Diburu pada Zaman Dahulu?

Beberapa jejak jalur rempah Nusantara di Surabaya

Ilustrasi Laskar rempah mengunjungi Pasar Pabean di Surabaya, Jawa Timur.Dok. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ilustrasi Laskar rempah mengunjungi Pasar Pabean di Surabaya, Jawa Timur.

Sebagai bagian dari wilayah Kerajaan Majapahit, Surabaya dulunya juga merupakan pelabuhan pendamping dan pendukung kegiatan ekonomi untuk pelabuhan era klasik, yaitu Tuban dan Gresik.

Komoditas rempah yang berasal dari Maluku dan Banda diangkut dengan perahu kecil menuju Bubat, melalui aliran Sungai Bengawan Solo dan Brantas.

Pasar Bubat sendiri terletak tak jauh dari pusat kekuasaan Trowulan, Mojokerto, yakni wilayah perniagaan utama Kerajaan Majapahit, yang mana rempah menjadi salah satu primadona dalam perdagangan.

Berikutnya ada pula Pelabuhan Rakyat Kalimas, yang dibangun pada abad ke-14 dan kini keberadaannya masih difungsikan sebagai pelabuhan tradisional guna menampung perahu pengangkut dari dan menuju Pulau Jawa, sekaligus menjadi pelabuhan alternatif bagi nelayan kapal kecil.

Baca juga:

Di dekat Pelabuhan Kalimas, ada sebuah pasar rempah bernama Pasar Pabean, yang menjadi pusat perkulakan rempah-rempah dan bumbu dapur sejak tahun 1849 hingga saat ini.

Rempah dari Pasar Pabean kemudian masuk ke pedalaman Jawa bagian timur, lalu menyeberang ke Madura serta ikut mewarnai karakter kebudayaan Jawa Timur yang beragam.

Napak tilas jalur rempah Surabaya ini tentunya tak lepas dari keberadaan Menara Syahbandar, yang menjadi saksi bahwa pelabuhan tidak hanya terkait bongkar muat kapal akan komoditas yang diperjualbelikan saja, tapi juga berperan sebagai ruang pertemuan beragam budaya yang dibawa oleh para pedagang.

Di sinilah peran penting dari seorang syahbandar, termasuk mengawasi perdagangan dan kualitas barang secara umum, menentukan pajak, dan menentukan mata uang atau alat tukar yang dapat digunakan dalam perdagangan di wilayah tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com