Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Pesawat Mahal, Pemerintah Upayakan Tambah Frekuensi Penerbangan

Kompas.com - 07/06/2022, 16:03 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pemerintah tengah berupaya menambah frekuensi penerbangan agar harga tiket pesawat menjadi lebih murah.

Ini diungkapkan berkaitan dengan semakin banyak masyarakat yang menggunakan moda transportasi udara untuk bepergian, seiring dengan berbagai pelonggaran aturan, termasuk aturan perjalanan.

Baca juga: Tiket Pesawat ke Singapura Melambung, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Namun, jumlah penumpang yang tinggi tersebut rupanya tidak dibarengi dengan jumlah penerbangan yang cukup. 

Faktanya, jumlah penerbangan yang beroperasi memang belum kembali seperti sebelum pandemi.

“Kemenparekraf bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah berupaya untuk melakukan komunikasi dengan maskapai penerbangan agar dapat meningkatkan jumlah frekuensi penerbangan sehingga diharapkan harga tiket pesawat lebih terjangkau,” ujar Sandiaga saat Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (6/6/2022).

“Juga penjajakan peluang dibukanya jalur dan rute baru serta paket-paket promosi dalam upaya meningkatkan jumlah penumpang,” imbuhnya.

Menurut Sandiaga, Kemenparekraf akan memprioritaskan kedatangan maskapai penerbangan dari lima negara yang paling banyak menyumbang kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali.

Kelima negara tersebut adalah Australia, Inggris, Perancis, Singapura, dan Amerika Serikat. Sehingga, kata dia, target kunjungan 1,8 juta hingga 3,6 juta wisman tahun ini diharapkan bisa tercapai.

Baca juga: Kapan Harga Tiket Pesawat Turun? Simak Prediksinya

Sementara, sejumlah penerbangan dikatakan masih dalam posisi untuk melakukan revitalisasi.

“Jadi ini saatnya kita mengajak maskapai luar negeri untuk terbang ke Indonesia, sehingga lebih banyak kapasitas penerbangan. Kalau kapasitas penerbangan bertambah, harga tiket otomatis juga akan menurun,” paparnya.

Ilustrasi pesawat.UNSPLASH/PASCAL MEIER Ilustrasi pesawat.

Menparekraf menyebutkan, salah satu alasan di balik tingginya harga tiket pesawat adalah karena adanya fenomena revenge travel akibat melonjaknya jumlah wisatawan yang berpergian, setelah sekitar dua tahun berada di rumah selama pandemi.

Namun, tidak sebanding dengan jumlah kursi pesawat yang tersedia. Akibatnya, terjadi hukum pasar harga tiket pesawat melambung tinggi, sehingga menjadi tidak terjangkau oleh wisatawan.

Baca juga: Tiket Pesawat Mahal Bikin Tarif Hotel Ikut Naik? Ini Jawabannya

Oleh karena itu, dirinya mengatakan bahwa saat ini sejumlah koordinasi sedang dilakukan bersama pihak-pihak pemangku kebijakan terkait.

"Karenanya kami berkoordinasi dengan intens bersama pihak-pihak terkait baik Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, juga maskapai," pungkas Sandiaga. 

Sebagai informasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa pemulihan industri penerbangan di sejumlah negara akan terjadi.

Kendati demikian, menurutnya, waktu dan kecepatan pemulihan tersebut berbeda-beda, tergantung dari karakteristik wilayah geografis dan juga kebijakan masing-masing negara.

Baca juga: Awas! Teliti 4 Hal Ini agar Terhindar dari Penipuan Tiket Pesawat Murah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com