Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandara Banyuwangi Masuk 20 Besar Arsitektur Terbaik di Dunia

Kompas.com - 10/06/2022, 12:02 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bandara Banyuwangi masuk 20 besar karya arsitektur terbaik di dunia.

Bandara yang dibangun dengan arsitektur hijau tersebut mendapat kategori Green Airport-Desain Unik pada ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022.

Baca juga: Itinerary Wisata 2 Hari di Banyuwangi, Kawah Ijen sampai Pulau Tabuhan

Dalam laporan Kompas.com (08/06/2022), Bandara Banyuwangi merupakan bandara hijau pertama di Indonesia yang berhasil bersaing dengan 20 karya arsitektur lain dari 16 negara.

"Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di Indonesia," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.

Konsep ramah lingkungan dan desain unik

Berlokasi di Desa Blimbingsari, Bandara Banyuwangi dibangun dengan kolaborasi bersama arsitek Andra Matin.

Dikutip dari laman akdn.org, Jumat (10/06/2022), bandara ini menggunakan pendekatan desain khusus yang berbeda dari gaya internasional standar di sebagian besar bandara dunia.

Baca juga: Pantai Grajangan Banyuwangi, Punya Ombak Sempurna bagi Para Peselancar

Taman tanaman hijau dihadirkan di dalam terminal Bandara Banyuwangi untuk menjaga suhu ruangan.Dok Humas Pemkab Banyuwangi Taman tanaman hijau dihadirkan di dalam terminal Bandara Banyuwangi untuk menjaga suhu ruangan.

Sementara, arsitektur hijau terlihat dari atap terminal bandara yang ditanami tanaman, konservasi udara, dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami pada siang hari.

Atap bangunan bandara terbagi dalam dua bagian yang membedakan terminal kedatangan dan keberangkatan, serta terinspirasi dari bentuk tradisional budaya tanah air.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Sehingga, tidak hanya arsitektur hijau, Bandara Banyuwangi dinilai unik karena desainnya serupa bentuk ikat kepala Suku Osing atau masyarakat asli Banyuwangi.

Baca juga:

Adapun bahan-bahan yang dipilih mengutamakan ketersediaan lokal, fungsionalitas, dan pemeliharaan ekonomis.

"Untuk bisa memenuhi syarat pertimbangan dalam penghargaan AKAA 2022, arsitektur bangunan harus diselesaikan dalam rentang waktu 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021 dan telah digunakan minimal satu tahun," kata Bupati Ipuk.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com