KOMPAS.com - Candi Borobudur adalah bangunan bersejarah peninggalan Buddha yang ada di daerah Magelang, Jawa Tengah.
Melansir dari laman Borobudur Park, Kamis (9/6/2022), Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra antara 750 – 842 Masehi (M).
Baca juga: Di Mana Letak Candi Borobudur dan Apa Fungsinya untuk Umat Buddha?
Sebagai bangunan kuno peninggalan umat Buddha yang terbesar di dunia, asal-usul namanya masih menjadi misteri.
Diketahui jika hingga saat ini asal-usul nama Candi Borobudur masih menjadi perdebatkan di antara para ahli.
Jadi, tak mengherankan jika ada banyak pendapat dan asumsi yang bermunculan terkait asal-usul dan arti nama Candi Borobudur.
Dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca pada 1365 M, disebutkan soal “Budur” adalah sebuah bangunan suci Buddha aliran Vajradhara, dikutip dari laman Perpustakaan Nasional, Sabtu (11/6/2022).
Baca juga: Arahan Presiden Jokowi: Tarif Naik Candi Borobudur Batal Naik
Kemudian, menurut pakar sastra Jawa Kuno, R.M. Ng. Poerbatjaraka, Borobudur jika diterjemahkan artinya adalah Biara Budur.
Adapun, Letnan Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles yang pertama kali menemukan Candi Borobudur kembali pada 1814 punya pendapat berbeda.
Menurutnya “Bara” itu punya arti besar, sedangkan “Budur” diambil dari kata dalam bahasa Jawa yang artinya adalah Buddha
Baca juga: Bantah Komersialisasi Candi Borobudur, Sandiaga: Kami Fokus Konservasi
Berdasarkan Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Amerta tahun 2018, diketahui bahwa ada banyak sarjana Belanda dan Indonesia yang telah membuat sejumlah hipotesis terkait nama "Borobudur."
Dari hipotesis tersebut, beberapa sarjana mengartikan bahwa kata "Boro" itu berasal dari biara. Namun, untuk kata "Budur" masih diperdebatkan.
Sebagian ada yang menerjemahkan kata "Budur" punya arti besar, sedangkan "Buddha" diartikan sebagai bukit.
Baca juga: Naik Candi Borobudur Bakal Pakai Sandal Khusus untuk Cegah Keausan
Jika, secara keseluruhan digabung "Borobudur" bisa diartikan sebagai biara yang agung, Kota Buddha, atau biara di atas bukit.
Sementara itu, J.G. de Casparis, seorang filolog (ahli ilmu filologi) dari Belanda berasumsi kalau nama "Borobudur" itu berasal dari kata “Bhūmisambhārabūdhara” yang artinya bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan Boddhisattwa.
Berbagai pendapat lain juga banyak bermunculan, dalam data tekstual dikatakan bahwa “Budur” adalah nama sebuah pohon sejenis palem dan tuak yang terbuat dari Pohon Budur.