Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Seharian di Kota Tua Jakarta, dari Sunda Kelapa ke Museum Fatahillah

Kompas.com - 10/06/2022, 16:04 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bicara soal Kota Tua Jakarta, sebagian besar wisatawan mungkin hanya mengetahui area wisata ikonik Taman Fatahillah saja.

Namun, nyatanya di sekitar kawasan ini ada banyak situs sejarah yang sudah eksis sejak berabad-abad lalu, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, hingga gudang logistik sisi timur yang kini kondisinya cukup memprihatinkan.

Baca juga: 10 Hotel Dekat Kota Tua, Harga di Bawah Rp 400.000

Bila kamu punya rencana berkunjung ke Jakarta, pastikan mampir ke tempat-tempat ini untuk melihat jejak peninggalan VOC di Tanah Batavia.

Menara Syahbandar

Perjalanan bisa dimulai dari Menara Syahbandar yang ada di dekat Museum Kebaharian Jakarta, Jalan Pasar Ikan nomor 1, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebelum menjadi menara beton seperti sekarang, dulunya menara ini merupakan menara kayu yang dioperasikan seorang syahbandar, untuk memantau sekaligus mengendalikan lalu lintas kapal saat keluar-masuk kota Batavia kala itu.

Baca juga: 10 Taman di Jakarta untuk Nongkrong dan Hangout

Menurut laman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Jumat (10/6/2022), Syahbandar berarti kepala pelabuhan.

Menara SyahbandarKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Menara Syahbandar

Kemudian, menara yang dibangun sekitar tahun 1839 ini juga difungsikan sebagai tempat pemungutan pajak dari barang-barang yang keluar-masuk pelabuhan Sunda Kelapa.

Itulah mengapa Menara Syahbandar juga dikenal sebagai Menara Pabean yang menjadi cikal bakal penyebutan bea cukai, atau pajak. Saat Kompas.com tiba di bagian atas menara, Sabtu (4/6/2022), terasa sedikit getaran.

Baca juga: Usaha Sewa Sepeda Onthel di Kota Tua Jakarta Penuh Risiko, Pernah Dibawa Kabur Wisatawan

Menurut penjelasan Duta dari Komunitas Historia Indonesia sebagai memandu tur siang itu, kondisi ini disebabkan oleh kemiringan menara yang kian bertambah akibat turunnya permukaan tanah karena sering dilalui oleh truk-truk besar.

"Menara ini kemiringannya mungkin sudah 22 derajat. Jika dibiarkan, perlahan bisa hancur," kata Duta kepada Kompas.com dan peserta tur lain, Sabtu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com