BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Golden Rama

Pola Perjalanan Wisata Berubah, Golden Rama Tingkatkan Layanan demi Kenyamanan Konsumen

Kompas.com - 28/07/2022, 11:48 WIB
Rindu Pradipta Hestya,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah mengubah pola bisnis di berbagai sektor, terutama pada industri pariwisata. Perubahan pola bisnis ini dilakukan agar pelaku industri dapat bertahan dengan kondisi yang terjadi akibat pandemi.

Sejumlah langkah yang diambil pelaku industri pariwisata untuk bertahan adalah dengan melakukan adaptasi, meningkatkan inovasi, dan kolaborasi yang baik.

Begitu pula dengan pola perjalanan wisata di Indonesia. Hal ini disebabkan pergeseran pola hidup masyarakat sejak pandemi.

Head of Marketing Communication Manager Golden Rama Tours and Travel Ricky Hilton mengatakan bahwa saat ini, aktivitas pariwisata telah berangsur pulih. Ini terlihat dari peningkatan jumlah penumpang pesawat di sejumlah bandara.

Baca juga: Pemulihan Ekonomi Pariwisata

“Terdapat pula kenaikan aktivitas transaksi yang signifikan di Golden Rama sejak awal 2022,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (26/7/2022).

Pada periode tersebut, lanjut Ricky, transaksi Golden Rama meningkat hingga 665 persen jika dibandingkan 2021.

Adapun pendapatan bersih atau revenue perusahaan masih didominasi penjualan tiket pesawat yang mencapai 59 persen, diikuti penjualan tour sebesar 18 persen, dan insentif tour 12 persen.

Namun, tingginya minat pelaku perjalanan domestik dan internasional tidak sebanding dengan jumlah armada yang beroperasi. Selama dua tahun terakhir, sejumlah maskapai melakukan penghematan dengan mengurangi operasional pesawat.

Baca juga: Pelesir ke Inggris? Ini Tips Penting Aplikasi Visa Inggris

Tidak sedikit pula jumlah pesawat yang sudah dikembalikan ke pihak lessor. Hal ini menyebabkan ketersediaan kursi penumpang jadi terbatas sehingga harga tiket pesawat mengalami kenaikan.

Di samping itu, kata Ricky, kenaikan harga tiket pesawat juga disebabkan kenaikan harga bahan bakar avtur.

International Air Transportation Association (IATA) mengungkapkan bahwa jika kenaikan harga bahan bakar dibebankan kepada konsumen, konsumen harus menyiapkan diri dengan kemungkinan kenaikan harga tiket pesawat.

Ditambah lagi dengan adanya kenaikan konsumsi energi sejak pemulihan ekonomi dunia pasca-pandemi.

Baca juga: Daftar Promo Hotel dan Tiket Wisata dari Online Travel Agent, Bisa Dipakai untuk Waktu Lama

“Meskipun sekarang dunia pariwisata perlahan pulih, banyak situasi berubah semenjak pandemi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” tambah Ricky.

Selain itu, Ricky menjelaskan bahwa perubahan tersebut juga berpengaruh pada sejumlah hal. Sebut saja, keterbatasan kursi pesawat, kenaikan harga tiket, dan pengurusan visa yang membutuhkan waktu lebih lama.

Ia mencontohkan pembuatan visa Inggris. Sebelum pandemi, prosesnya sekitar 15-20 hari kerja. Kini, prosesnya butuh sekitar 3-6 minggu, bahkan lebih lama.

Wisatawan di InggrisDok. Golden Rama Wisatawan di Inggris

“Selama pandemi, perubahan yang terjadi sangat dinamis, seperti perubahan peraturan penerbangan, persyaratan keluar masuk negara, durasi pengurusan dokumen di kedutaan, dan kenaikan harga tiket. Di sinilah, peran agen wisata seperti Golden Rama terbilang penting,” tambah Ricky.

Oleh sebab itu, Ricky menyarankan kepada pelaku perjalanan internasional untuk membuat perencanaan perjalanan dengan matang. Selain itu, konsumen juga bisa langsung mendapatkan informasi dari Golden Rama terkait durasi pengurusan visa sesuai dengan kebijakan masing-masing kedutaan.

Baca juga: Pemulihan Pariwisata Eropa Capai 70 Persen pada 2022

Pelaku perjalanan juga disarankan untuk melakukan pemesanan tiket dan pengurusan dokumen lebih awal, khususnya yang ingin berkunjung ke negara di Eropa, Australia, dan Amerika.

“Melakukan perencanaan perjalanan dengan matang dan melakukan pemesanan lebih awal adalah solusi terbaik. Misalnya, konsumen ingin liburan pada Desember, maka setidaknya harus sudah booking pesawat atau tour dan mengurus dokumen sejak Agustus atau September,” imbuh Ricky.

Dengan begitu, kata Ricky, pelaku perjalanan dapat merasa lebih tenang. Selain itu, durasi persiapan yang panjang juga akan membantu kesiapan dokumen, pencarian promo, dan update perjalanan.

Untuk menanggapi aktivitas pariwisata yang kembali ramai serta pola perjalanan wisata yang berubah, Golden Rama pun melakukan upaya untuk meningkatkan layanan. Upaya ini dikemas dalam sebuah kampanye bertajuk “Booking Jauh-jauh Hari, Bikin Tenang di Hati”.

Baca juga: Aturan Perjalanan Diperlonggar, Ini PR Pemerintah untuk Pariwisata

“Melalui kampanye tersebut, Golden Rama Tours & Travel ingin mengedukasi masyarakat agar melakukan perencanaan liburan dengan matang. Persiapan ini termasuk mengurus dokumen, memesan tiket pesawat, akomodasi, dan tour wisata. (Seluruh persiapan perlu dilakukan) minimal tiga bulan sebelum waktu keberangkatan,” ujar Ricky.

Kampanye tersebut juga disampaikan pada portofolio produk tour internasional yang dihadirkan Golden Rama. Sejumlah tour ke berbagai destinasi untuk keberangkatan hingga Desember sudah bisa dipesan sejak Juli.

Bicester VillageDok. Golden Rama Bicester Village

Salah satu produk andalan yang ditawarkan Golden Rama adalah Super Sale England Scotland & Bicester Village Outlet dengan harga mulai dari Rp 30 jutaan per orang. Paket wisata ini mengajak wisatawan untuk mengunjungi berbagai tempat menarik di Inggris dan Skotlandia, seperti Stadion Old Trafford, Danau Loch Ness, Urquhart Castle, dan Bicester Village.

Produk unggulan itu juga menawarkan metode pembayaran yang fleksibel dengan beragam penawaran menarik. Adapun promo yang ditawarkan, antara lain cashback hingga Rp 2 juta dan cicilan 0 persen dengan tenor hingga 6 bulan.

Baca juga: 5 Tempat Populer di London, Wajib Mampir Saat Liburan ke Inggris

Selain itu, Ricky juga meyakinkan bahwa konsumen akan mendapatkan informasi terkini seputar promo tiket penerbangan yang tersedia. Dengan begitu, konsumen bisa mendapatkan harga terbaik.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com