Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kain Tenun Motif Puncatiti, Kekayaan Budaya Masyarakat Congkar di Manggarai Timur

Kompas.com - 15/08/2022, 11:38 WIB
Markus Makur,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BORONG,KOMPAS.com - Kaum milenial Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) punya cara tersendiri untuk menggaet turis asing hingga lokal untuk belajar menenun kain tenun bermotif puncatiti.

"Ketika saya dalami tenunan yang satu ini, ada begitu banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (motif puncatiti)," kata pemuda Kecamatan Congkar, Popind Davianus kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Senin (15/8/2022).

Ia melanjutkan, nilai-nilai tersebut mestinya menjadi warisan budaya dan menjadi pembentuk identitas kelompok masyarakat, dalam hal ini masyarakat Congkar.

Baca juga: Air Terjun Cunca Antar, Wisata Alam Tersembunyi di Manggarai Timur NTT

Puncatiti lebih sederhana dibanding motif lain di wilayah Manggarai. Motifnya hanya garis lurus yang disebut "sumbu" dan diberi warna hijau, kuning, putih, dan oranye, serta didominasi oleh warna dasar hitam.

Garis lurus pada motif Puncatiti menggambarkan hubungan antara Sang Pencipta dengan manusia sebagai ciptaan-Nya. Dalam Masyarakat Congkar dikenal dengan istilah, "Ngawang etan, Tana Wan".

Davianus melanjutkan, puncatiti berasal dari dua kata, punca dan titi. Punca berarti benang dan titi berarti angkat. Puncatiti merupakan proses mengangkat, merajut. dan mengolah benang menjadi hasil tenun.

Tenun Puncatiti memiliki penamaan yang berbeda dari tenun lainnya di Manggarai yang lazim disebut Songket atau Songke.

Kelompok Tenun Puncatiti Congkar

Di wilayah Kecamatan Congkar, lanjut Davianus, kelompok tenun hanya aktif di beberapa desa seperti, Rana Mese, Mekar Jaya, Golo Ngawan dan Kelurahan Golo Wangkung. Sedangkan di beberapa desa lain jumlah penenunnya sedikit bahkan tidak ada sama sekali.

Diperkirakan penyebaran kelompok tenun ini dipengaruhi penyebaran masyarakat Congkar dari pusat kedaluan Pembe menuju Lengko Ajang sekitar ratusan tahun silam.

Kaum perempuan di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Senin, (15/8/2022) sedang menenun kain tenun bermotif Puncatiti khas Manggarai Timur, NTT. (KOMPAS.com/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS)KOMPAS.COM/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS Kaum perempuan di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Senin, (15/8/2022) sedang menenun kain tenun bermotif Puncatiti khas Manggarai Timur, NTT. (KOMPAS.com/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS)

Dalam penyebaran penduduk ini, Dalu Congkar menekankan masyarakatnya untuk tetap memproduksi sarung puncatiti sebagai tanda pengenal bahwa mereka merupakan orang Congkar.

Sementara itu di beberapa desa yang kelompok tenunnya aktif, jumlah mereka makin hari makin bertambah karena pesanan terhadap tenun Puncatiti dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkat.

Baca juga: Pantai Laing Lewe, Pantai Pasir Putih Terpanjang di Manggarai Timur, NTT

Hal positif dari penambahan jumlah penenun ini adalah munculnya anak-anak muda yang mulai mahir menenun.

Proses membuat benang secara tradisional

Dalam prosesnya, Davianus menambahkan bahwa tenunan Congkar yang disebut puncatiti mengalami pergeseran. Pada zaman dahulu penenun biasanya menghasilkan benang dari bahan baku yang mereka dapatkan sendiri dari alam.

Penenun menanam kapas di kebun atau mencarinya di dalam hutan, kemudian tumbuhan kapas itu dibawa ke rumah untuk bijinya dipisahkan.

Kapas dijemur selama beberapa hari sebelum dilakukan proses wusu atau peremasan kapas. Kemudian, kapas yang usai diremas itu akan melewati proses pote dengan alat bantu jangka agar kapas menyatu dan memanjang.

Kaum perempuan di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Senin, (15/8/2022) sedang menenun kain tenun bermotif Puncatiti khas Manggarai Timur, NTT. (KOMPAS.com/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS)KOMPAS.COM/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS Kaum perempuan di Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Senin, (15/8/2022) sedang menenun kain tenun bermotif Puncatiti khas Manggarai Timur, NTT. (KOMPAS.com/DOK/PEMUDA CONGKAR-POPIND DAVIANUS)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com