KOMPAS.com - Perairan Mandeh di Sumatera Barat memiliki keindahan bawah laut yang mengagumkan.
Dikutip dari direktori pariwisata Direktorat Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kawasan Mandeh berlokasi Di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Untuk mencapainya, kita bisa berkendara sekitar 70 menit atau menempuh jarak 56 kilometer (km) dari Kota Padang.
Baca juga: Rekomendasi Wisata Unggulan di Bukittinggi, Tidak Hanya Jam Gadang
Dikutip dari Portal Resmi Provinsi Sumatera Barat, Kepulauan Mandeh tepatnya terletak di Teluk Carovok Tarusan dan terdiri dari sejumlah pulau kecil, seperti Tarajun, Setan Kecil, Pulau Merak, dan lainnya.
Area seluas 70 hektar itu memiliki keindahan bawah laut yang memukau.
Banyak wisatawan datang untuk snorkeling atau menyelam, kemudian menikmati suasana berkemah, terjun payung, bersantai di pantai pasir putih, atau pergi memancing di sana.
Baca juga: Liburan 2 Hari 1 Malam ke Sumatera Barat, Ini Total Biayanya
Panorama pantai dan bawah laut yang memukau membuat banyak orang menjulukinya sebagai Raja Ampat-nya Sumatera Barat atau Surga dari Sumatera (Paradise from West).
Selain menemukan keindahan terumbu karang yang masih terawat, menyelami bawah laut Mandeh juga memungkinkan kita melihat bangkai kapal MV Boeloengan yang tenggelam pada zaman penjajahan.
Baca juga: Raja Ampat Terima Penghargaan Internasional untuk Konservasi Laut
Banyak wisatawan yang pergi menyelam di perairan Mandeh turut mengabadikan keindahannya.
Terbaru, Kementerian Kelautan dan Perikanan menggelar turnamen fotografi dan videografi bawah laut untuk memotret landskap mengagumkan tersebut pada Rabu (17/8/2022), usai melangsungkan upacara bendera bawah air.
Baca juga: Wisatawan di Sumatera Barat Bisa Habiskan hingga Rp 1,2 Juta
"Mandeh ini kan ikon Sumatera Barat, landscape-nya luar biasa indah, begitu juga bawah lautnya."
"Kami ingin orang melihat Mandeh ini, tapi yang datang itu diharapkan orang yang berkualitas yaitu yang paham dengan alam dan tahu menjaga alam, bukan malah merusak alam," ucap Asisten Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Media dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (19/08/2022).