KOMPAS.com - Revitalisasi kawasan Kota Tua di Jakarta Barat hampir selesai.
Saat ini, masyarakat bisa menikmati area pejalan kaki yang lebih luas dan transportasi publik lebih terintegrasi.
Baca juga: Itinerary Seharian di Kota Tua Jakarta, dari Sunda Kelapa ke Museum Fatahillah
Selain itu, revitalisasi ini juga ditargetkan bikin Kota Tua menjadi kawasan rendah emisi atau low emision zone (LEZ), sehingga kualitas udara di sekitarnya lebih baik.
"Tempat ini nanti akan menjadi pengalaman baru bagaimana kita bisa berjalan kaki menikmati segala macam fasilitas berinteraksi bersama. Jadi harapannya nanti keakraban akan muncul dari tempat ini," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membuka Festival Batavia Kota Tua, Jumat (26/08/2022).
Nah, masih ingat seperti apa wajah Kota Tua sebelumnya dan apa yang berbeda? Jika kamu sudah lupa seperti apa tampilan kawasan ini sebelumnya, Kompas.com mencatat sejumlah hal baru yang saat ini bisa kamu temui di Kota Tua.
Baca juga: 10 Hotel Dekat Kota Tua, Harga di Bawah Rp 400.000
Sebelumnya, terutama sebelum pandemi Covid-19, jalanan di sekitar Kota Tua terbilang cukup ramai. Belum lagi ditambah pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar serta angkutan-angkutan kota (angkot) yang ngetem di depan Stasiun Jakarta Kota dan sekitarnya.
Bahkan, pada jam ramai rasanya susah sekali menyebrang di kawasan itu.
Baca juga: 6 Aktivitas Akhir Pekan di Kota Tua Jakarta, Bersepeda hingga Foto
Kini, sesuai target revitalisasi yakni menyediakan area pejalan kaki yang lebih luas, kamu bakal menemukan trotoar-trotoar yang lebih lebar.
Dikutip dari Antara, Sekretaris Kota Jakarta Barat, Iin Mutmainah mengatakan, trotoar diperlebar menjadi 3 meter agar lebih luas bagi pejalan kaki.
Meskipun, ketika Kompas.com datang langsung, rasanya trotoar lebih lebar dari itu. Apalagi trotoar yang biasa dipenuhi pedagang kaki lima, kini lebih bersih dan rapi.
Situasi ini juga bikin kita relatif lebih mudah menyebrang jalan. Sebab, kendaraan bermotor otomatis menjadi lebih sedikit, sementara area pejalan kakinya lebih luas.
Trotoar juga lebih ramah bagi penyandang disabilitas karena dilengkapi ubin pengarah (guiding block). Kawasan ini juga jadi lebih ramah pesepeda. Bahkan, ada dua jalur khusus pesepeda pada satu jalan.