Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 Persen Wisatawan Batalkan Pesanan Hotel Pasca-kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 14/09/2022, 06:31 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah wisatawan membatalkan pesanan hotel di Yogyakarta.

Dampak itu kian terasa, terutama untuk hotel bintang 2 ke bawah yang hanya mengandalkan pemasukan dari tamu menginap.

"Kita masih prihatin, tapi untuk bintang 3 sampai 5 masih terbantu dengan ada MICE. Bintang 2 ke bawah megap-megap," kata ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Deddy Pranowo Eryono, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Harga BBM Naik, Okupansi Hotel Non-bintang Diprediksi Turun sampai 5 Persen

Dampak naiknya BBM, menurut dia, membuat sebanyak 30 persen wisatawan membatalkan untuk menginap di hotel.

Pembatalan dikarenakan para wisatawan telanjur membeli tiket wisata, tetapi enggan untuk dinaikkan harganya pasca-kenaikan harga BBM.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Deddy menjelaskan bahwa sekitar 30 persen pengunjung membatalkan pesanan untuk menginap di hotel.

"Daya beli masyarakat sekarang turun. Sementara bagi kami, operasional hotel naik. Kalau kami mau menurunkan harga, kita juga harus punya subsidi," katanya.

Deddy berharap ada diskon yang diberikan oleh pemerintah kota ataupun kabupaten berupa diskon pajak.

Baca juga: Kenaikan Tarif Bus Yogyakarta, Imbas Harga BBM Naik

"Bisa memberikan diskon yang dilakukan oleh pemkot dan kabupaten, misalnya Jogja Great Sale, Sleman Great Sale, monggo. Tapi, itu bisa menggairahkan kami. Tidak perlu satu tahun, hanya 2-3 bulan diberikan fasilitas itu," pungkasnya.

Kenaikan mendadak harga BBM bikin pelaku wisata tombok

Adapun kenaikan BBM yang diberlakukan oleh pemerintah secara mendadak hal ini berdampak bagi para pengusaha tour and travel sehingga mereka menombok.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bidang Pemasaran dan Komunikasi Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) DIY Fachri Herkusuma.

"Wisatawan sudah deal harga paket tur, tidak serta-merta mereka bersedia menyesuaikan harga. Artinya, biro perjalanan anggota Asita DIY sering tombok," kata dia, Kamis (8/9/2022).

Lava Tour Merapi.SHUTTERSTOCK/ADITYA_FRZHM Lava Tour Merapi.

Fachri mengungkapkan bahwa untuk wisatawan lokal masih bisa maklum dengan kenaikan paket wisata pasca-kenaikan harga BBM. Namun, berbeda dengan turis asing yang cenderung tidak bisa dinego.

“Untuk paket tur yang sudah deal, walau belum berjalan ya tetap enggak bisa ikutan naik harganya. Bisa-bisa ya zero profit,” ujarnya.

Dia menambahkan, selain berdampak pada harga paket tur, kenaikan harga BBM ini juga dapat memengaruhi komponen lain, seperti restoran, karena sembako juga ikut naik harganya.

Baca juga: Harga BBM Naik, Pelaku Wisata di Yogyakarta Tombok

"Seperti sembako yang berhubungan dengan restoran, bisa jadi hotel juga melakukan penyesuaian harga. Ditambah lagi transportasi adalah komponen tur yang berbiaya tinggi," ujar.

Kondisi ini membuat dirinya khawatir dengan kenaikan harga BBM akan mengurangi minat masyarakat untuk berwisata, ditambah daya beli masyarakat yang semakin menurun.

“Kami khawatirkan dampak kenaikan harga BBM ini ke depan bisa terjadi menurunnya daya beli masyarakat dan minat berwisata,” ujar Fachri.

Ia berharap ada bantuan berupa stimulus atau program promo dari pemerintah untuk menggerakkan wisata di daerah, mengingat DIY termasuk dalam 5 destinasi pariwista superprioritas karena ada Borobudur dengan jarak yang dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com