Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tempat yang Menjadi Saksi Bisu Peristiwa G30S

Kompas.com - 29/09/2022, 10:46 WIB
Viona Pricilla,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah tempat di Indonesia, termasuk di ibu kota Jakarta, menjadi saksi bisu peristiwa 30 September 1965 (G30S).

Untuk diketahui, G30S merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia. Peristiwa yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan pasukan Cakrabirawa itu merupakan penculikan sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat, yang dilakukan di Jakarta pada malam 30 September 1965.

Baca juga: Tanggal 30 September Hari Memperingati Apa?

Enam jenderal da satu perwira TNI Angkatan Darat dibunuh dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jenderal Suprapto, Mayor Jenderal S Parman, Brigadir Jenderal DI Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo, Brigadir Jenderal MT Haryono, dan Letnan Satu Pierre Tendean.

Beberapa tempat yang menjadi lokasi kejadian pada rangkaian peristiwa G30S kini kerap dikunjungi untuk mengenang tragedi sekaligus mereka yang gugur.

Jika berencana mengunjunginya, Kompas.com merangkum sejumlah tempat yang menjadi saksi bisu peristiwa G30S.

Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban G30S

6 lokasi saksi bisu peristiwa G30S

1. Lubang Buaya (Monumen Pancasila Sakti)

Lubang Buaya menjadi saksi bisu kekejaman yang merenggut nyawa ketujuh tokoh tersebut. Laman Asosiasi Museum Indonesia mencatat, tempat yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur ini mulanya adalah sebuah tanah atau kebun kosong.

Namun, pada 30 September 1965, area yang juga kerap digunakan sebagai pusat pelatihan oleh PKI itu dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban G30S.

Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, salah satu lokasi saksi bisu peristiwa G30S. (DOK. Shutterstock) Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, salah satu lokasi saksi bisu peristiwa G30S. (DOK. Shutterstock)

Kini, Lubang Buaya menjadi salah satu museum yang juga memiliki Monumen Pancasila Sakti. Dilansir dari Kompas.com (30/09/2022), monumen dibuat sebagai suatu penghormatan pada para Pahlawan Revolusi tersebut.

Selain monumen, terdapat juga sumur tua yang merupakan tempat pembuangan jasad ketujuh pahlawan tersebut, miniatur 3D, hingga barang peninggalan para jenderal. Termasuk di antaranya mobil peninggalan yang juga digunakan untuk membawa para jenderal ke Lubang Buaya.

Baca juga: Pulau Buru, Lokasi Pengasingan Tapol G30S

Pengunjung bisa mengunjungi Lubang Buaya di pukul 09.00-21.00 WIB dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000.

Lokasinya ada di Jalan Raya Pondok Gede, Cipayung, Jakarta Timur.

2. Monumen Ade Irma Suryani

Tak hanya para jenderal yang gugur pada peristiwa ini, anak dari Jenderal AH Nasution, Ade Irma Suryani, juga turut menjadi korban.

Monumen Ade Irma Suryani, salah satu lokasi saksi bisu peristiwa G30S.DIREKTORI PARIWISATA KEMENPAREKRAF Monumen Ade Irma Suryani, salah satu lokasi saksi bisu peristiwa G30S.

Jenderal Besar AH Nasution mulanya menjadi salah satu target dari penembakan yang terjadi. Namun, ia berhasil kabur.

Sayangnya, putrinya Ade Irma Suryani yang berusia lima tahun dan ajudannya Letnan Satu Pierre Tendean menjadi korban.

Sebanyak enam butir peluru dari bersarang di tubuh Ade Irma, yang akhirnya mengembuskan napas terakhir pada 6 Oktober 1965.

Baca juga: Pulau Nusakambangan, Pernah Jadi Bui Tahanan Politik G30S

Untuk mengenang Ade Irma Suryani, dibangunlah sebuah monumen di dekat makamnya. Menurut Direktori Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, di Monumen Ade Irma Suryani tersebut, terdapat foto dan tulisan dari sang ayah, Jenderal AH Nasution yang kini sudah memudar.

Monumen ini dapat dikunjungi secara gratis mulai pukul 07.30-16.00 WIB. Lokasinya berada di Jalan Prapanca Raya No.12, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com