BANDA NEIRA, KOMPAS.com - Kepulauan Banda di Maluku terdiri dari gugusan pulau yang terpisah oleh lautan luas, serta kaya akan terumbu karang yang indah.
Dalam menjaga kekayaan alam melimpah tersebut, diperlukan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Salah satunya dengan kegiatan bersih-bersih pantai (Beach Clean Up).
Baca juga: 3 Pulau di Banda Maluku yang Cocok untuk Island Hopping Seharian
Kegiatan bersih-bersih di Pantai Kasten, Banda Neira, jadi salah satu agenda yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Moluccas Coastal Care (MCC), dan masyarakat sekitar, pada Selasa (1/11/2022).
“Kami punya program Sikuda Laut (Siar Kebersihan untuk Darat dan Laut). Setiap minimal Sabtu-Minggu sekali, clean up di station kami, di luar itu juga kerja sama dengan teman-teman komunitas dan pemerintah,” ujar Direktur MCC, Teria Salhuteru, kepada Kompas.com, Selasa.
Kegiatan siang hari itu diikuti oleh kurang lebih 67 partisipan dari berbagai usia, yang didominasi anak-anak sekolah.
Teria menjelaskan, kegiatan Beach Clean Up juga menjadi upaya untuk memberikan dorongan kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk wisatawan, agar selalu menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan obyek wisata di Banda Neira.
Baca juga: 7 Tempat Wisata Banda Neira, Benteng hingga Gunung Api
“Tujuan kegiatan ini juga yang paling penting adalah agar lingkungan bersih dan sampah enggak masuk ke laut, mencemari laut,” imbuhnya.
Pada sore hari, jumlah sampah yang didominasi plastik di Pantai Kasten terkumpul sebesar 221,38 kilogram usai kegiatan Beach Clean Up berakhir.
Sebagai informasi, Banda Neira menjadi salah satu tempat wisata yang cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun mancanegara, terutama pencinta diving.
Banyaknya jumlah wisatawan kemungkinan dapat membawa dampak, salah satunya berupa pencemaran wilayah pesisir dan laut di lokasi tersebut.
Tak bisa dipungkiri, hal ini karena pencemaran sampah di daerah pantai nyatanya masih sering ditemukan. Apalagi, limbah plastik yang meningkat juga disebabkan oleh tingginya jumlah populasi penduduk dan aktivitas masyarakat.
Baca juga: 6 Fakta Banda Neira, Pulau Cantik Tempat Pengasingan Bung Hatta
Teria menjelaskan, sampah di lingkungan sekitar Banda Neira bisa berasal dari bermacam-macam sumber.
“Kalau sampah tidak bisa dipungkiri ini juga dari teman-teman masyarakat lokal dan juga kiriman dari pulau-pulau lain. Kami juga belum tau kalau ada kapal misalnya yang buang (sampah) ke laut,” tutur Teria.