Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendakian Cartensz, Atap Indonesia di Pegunungan Jayawijaya, Tutup Sementara

Kompas.com - 19/11/2022, 20:30 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pendakian Carstensz Pyramid di Puncak Jayawijaya, Papua Tengah, tutup sementara mulai 10 Oktober 2022 hingga waktu yang belum ditentukan.

Informasi penutupan gunung yang juga dikenal sebagai Atap Indonesia itu disampaikan oleh Taman Nasional Lorentz, terkait proses perbaikan jalur yang dianggap berisiko bagi pendaki.

"Benar, kami belum melayani penerbitan izin untuk wisata pendakian secara khusus ke puncak Carstensz," kata Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Acha Anis Sokoy kepada Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca juga:

Lebih lanjut, Sokoy menjelaskan, langkah ini diambil setelah mempertimbangkan keselamatan para pendaki. Maka itu dilakukan proses perbaikan pada jalur pendakian.

"Sehubungan dengan kondisi lintasan pendakian Puncak Carstensz Pyramid di Kawasan Taman Nasional Lorentz yang sudah tidak layak dan berisiko terhadap keselamatan pendaki, diberitahukan kepada seluruh operator pendakian, pemandu gunung, penggiat alam bebas, masyarakat, dan calon pendaki, bahwa Balai Taman Nasional Lorentz belum melayani perizinan kegiatan wisata alam atau pendakian sampai ada pemberitahuan selanjutnya," isi surat pengumuman Balai Taman Nasional Carstensz tentang Pelayanan Perizinan Pendakian Puncak Carstensz Pyramid di Taman Nasional Lorentz, pada 10 Oktober 2022.

Marak pendaki ilegal yang menerobos naik ke Gunung Carstensz

Meski sedang ditutup akibat kondisi jalur pendakian yang buruk, masih ada saja pendaki ilegal yang nekat mendaki Carstensz.

Pendaki di Gunung Carstensz, Papua.Dok. PAT Adventure Pendaki di Gunung Carstensz, Papua.

Menanggapi hal ini, Sokoy menyampaikan bahwa pendaki ilegal tersebut akan selalu ditemukan.

Menurut dia, pendaki yang nekat mengunjungi Puncak Jayawijaya saat ditutup bukanlah pendaki sejati.

"Kami nyakin dan percaya bahwa pelaku pendakian ilegal tersebut bukanlah pendaki sejati yang tidak pantas disebut sebagai pendaki sejati, dan tentunya mereka sangat jauh dari julukan pencinta lingkungan," pungkas Sokoy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com