KOMPAS.com - Pada zaman dahulu, batu meteorit jadi salah satu material utama untuk membuat keris. Batu ini melambangkan Bopo Angkoso (Bapa Angkasa) dan memberi pamor kepada keris tersebut.
Untuk mendapatkan batu meteorit, dahulu kala para empu (ahli pembuat keris) mencari batu yang jatuh di kawasan gunung dan sungai.
Baca juga:
"Meteorit kalau zaman dahulu diperoleh dari meteor jatuh, kemudian dicari, ketemu di gunung, di sungai, kan banyak jatuh," kata Pengamat Keris Dayu Handoko, kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2022).
Tanpa batu tersebut, keris tidak bisa disebut keris sebab tidak memenuhi hakikatnya yakni persatuan Bopo Angkoso dengan Ibu Pertiwi.
Lantas, apakah keris masa kini masih menggunakan batu meteorit?
Saat ini, menemukan batu meteorit tidak semudah zaman dahulu sehingga dicarilah bahan pengganti dengan unsur kimia menyerupai meteorit, yaitu nikel dan titanium. Namun, yang paling banyak digunakan adalah nikel.
"Selain besi, itu merupakan bahan utama yang harus ada pada keris. Jika ada unsur lainnya, seperti kiasan emas, itu hanyalah ornamen susulan yang ditambahkan untuk menambah nilai sebuah keris," ujar Dayu.
Lalu, bila diperhatikan di beberapa keris, warna perak pamor dan besi tampak menyatu.
Baca juga: Keris, Pusaka Lambang Persatuan Bapa Angkasa dan Ibu Pertiwi