Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Ketupat, Makanan Khas Saat Lebaran

Kompas.com - 01/05/2023, 22:41 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Ketupat merupakan makanan yang tidak pernah absen saat Hari Raya Idul Fitri. Ketupat biasanya disajikan bersama opor ayam, rendang, sambal goreng, dan lauk pelengkap lainnya.

Baca juga: Tradisi Kupatan di Mana? Ada Makan Ketupat hingga Kirab

Baca juga: Perang Ketupat, Tradisi Jelang Ramadhan di Bangka Belitung

Makanan khas Lebaran ini terbuat dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman janur kuning. Bukan sekadar makanan, ketupat ternyata memiliki sejarah serta nilai historis yang menarik untuk diketahui.

Bahkan, ada tradisi Kupatan di beberapa kabupaten atau kota di Pulau Jawa, yang diselenggarakan sepekan setelah Lebaran. Tradisi Kupatan tersebut berasal dari kata kupat dalam bahasa Jawa yang berarti ketupat.

Pada beberapa daerah, tradisi Kupatan juga dikenal sebagai Syawalan. Sebab, umat Islam merayakannya usai menjalankan puasa sunnah selama enam hari di bulan Syawal dalam kalender Hijriah.

Makna ketupat 

Ketupat Lebaran terbuat dari janur.SHUTTERSTOCK/Tiwuk Suwantini Ketupat Lebaran terbuat dari janur.

Ma’sumatun Ni’mah dalam Tradisi Islam di Nusantara (2019) menuliskan, bahwa ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa, dimaknai sebagai kependekan dari ngaku lepat, yang bermakna mengaku bersalah.

Makna filosoif ketupat sebagai makanan khas Lebaran adalah bahwa umat Islam mengakui kesalahannya di hari yang fitri, serta saling memaafkan.

Artinya, pada Hari Raya Idul Fitri manusia harus berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada orang lain,” (Ni’mah, 2019: 12).

Sementara itu, bungkus ketupat yang terbuat dari janur juga memiliki filosofi. Menurut filosofi masyarakat Jawa, janur merupakan singkatan dari frasa sejatine nur, yang berarti cahaya sejati.

Maknanya adalah simbol bahwa manusia berada dalam kondisi yang bersih dan suci kembali kepada fitrah, setelah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Selain itu, sebagian masyarakat Jawa juga mempercayai janur sebagai tolak bala, seperti dilansir dari laman NU Online.

Baca juga: Kapan Lebaran Ketupat Diadakan dan Mengapa Identik dengan Ketupat?

Baca juga: Punya Sisa Ketupat? Coba Resep Gampang Bubur Ketupat dan Ketupat Kelapa Unti

Sedangkan bentuk segi empat mencerminkan prinsip kiblat papat lima pancer, yang bermakna bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah SWT.

Sementara, kerumitan anyaman bungkus ketupat mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia. Selanjutnya, warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian manusia setelah memohon ampunan selama bulan suci Ramadhan.

Adapun beras yang digunakan sebagai isi ketupat diharapkan menjadi lambang kemakmuran setelah Hari Raya Idul Fitri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com