Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Nyang-Nyang, Surga Para Peselancar

Kompas.com - 10/04/2009, 22:38 WIB

Pasir putih, ombak besar yang bergulung, hangatnya sinar matahari...

Menemukan surga di Sumatera Barat tepatnya di kawasan Kepulauan Mentawai rasanya tak sulit. Pulau Nyang-Nyang, salah satunya. Pulau yang memenuhi sederetan ‘maunya’ wisatawan asing maupun lokal.

Hampir seluruh pulau di Kepulauan Mentawai sering disebut surga bagi para peselancar, termasuk Pulau Nyang-Nyang. Pasalnya, ketika musim ombak, tinggi ombak bisa mencapai empat meter. Biasanya terjadi pada pertengahan tahun. Jika kapal kayu atau perahu motor penduduk enggan melaut, justru kondisi ombak seperti inilah yang menjadi dambaan bagi para peselancar di tepi pantai Pulau Nyang-Nyang. 

Sebagian besar peselancar yang datang adalah orang-orang kulit putih alias Bule. Demikian keterangan sejumlah penduduk lokal yang ditemui. Keadaan ini juga berlaku di beberapa pulau lain di sekitar Pulau Nyang-Nyang, seperti Pulau Sipora tempat ibukota Kabupaten Mentawai berada, Pulau Karamajat, Pulau Siloinak, Pulau Mainu, Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan.

Pulau Nyang-Nyang adalah salah satu pulau di Kecamatan Siberut Selatan. Dari Muara Siberut, ibukota kecamatan, perjalanan ke Pulau Nyang-Nyang dengan boat kecil memakan waktu lebih dari satu jam sedangkan dengan boat besar menghabiskan waktu satu setengah hingga dua jam. Perjalanan dengan boat besar memakan waktu lebih dalam keadaan normal karena air tidak terlalu pasang. 

Boat besar yang berisi maksimal 8 orang dapat disewa dengan harga mulai dari Rp 600.000-800.000 untuk sekali perjalanan. Oleh karena itu, dating secara berkelompok sangat disarankan supaya biaya perorangan menjadi lebih murah. Selain melalui Muara Siberut, Pulau Nyang-Nyang juga dapat dicapai sekitar dua jam perjalanan dari Tuapejat, ibukota Kabupaten Mentawai.

Pengunjung yang mendatangi pulau ini biasanya menghabiskan waktu seminggu. Mereka menginap di rumah-rumah penduduk dengan tarif tertentu yang jauh lebih murah bila menginap di sebuah resort yang dibangun di pulau tersebut. Jika menginap di rumah penduduk yang masih terbuat dari kayu dengan bentuk tertentu, tentu saja interaksi dengan para penduduk asli menjadi kesan tambahan dalam perjalanan wisata para pengunjung. 

Selain berselancar dan berkeliling dengan berjalan kaki ataupun dengan menggunakan boat, pengunjung dapat melihat langsung kehidupan sehari-hari penduduk setempat, misalnya aktivitas mencari dan membuat sagu sebagai bahan makanan pokok atau menangkap ikan di laut.

Di sore hari, pengunjung dapat menghabiskan waktu dengan menyeruput kelapa muda sambil menikmati terbenamnya matahari di ufuk barat. Jangan lupa juga membeli beberapa hasil tangkapan penduduk dari laut untuk makan malam. Meminta tolong kepada pemilik rumah tempat menginap untuk membakar hasil tangkapan tersebut sah-sah saja. 

Tentu saja dengan imbalan secukupnya. Di pulau ini, penduduk memang mengandalkan hasil laut sebagai makanan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, jika tidak terlalu suka hasil tangkapan dari laut, bawalah bekal bahan makanan khusus ketika tiba di Kepulauan Mentawai.

Pulau Nyang-Nyang biasanya ramai pada musim ombak. Selain ramai dengan para wisatawan dan peselancar, pulau ini juga dipenuhi dengan penduduk dari pulau-pulau seberang untuk menjajakan berbagai cendera mata, seperti kaus atau baju, gelang-gelang, maupun ukiran khas Mentawai berbentuk orang yang sedang mendayung sampan.

Keeksotisan Pulau Nyang-Nyang memang mengesankan. Nyiur melambai dengan kemayu dengan latar belakang langit yang biru jernih serta deburan ombak membuat ingin kembali ke Pulau Nyang-Nyang yang perlu untuk dikenang. Namun perlu waspada, Kepulauan Mentawai secara umum terkenal dengan hewan seperti nyamuk yang bernama Agas. Gigitannya sangat gatal. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk membawa lotion anti nyamuk atau sejenisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com