Krisis Tak Pengaruhi Kegiatan MICE

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Krisis finansial global dinilai tidak mempengaruhi kegiatan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) di Indonesia. Sejauh ini belum ada rencana penyelenggaraan MICE yang dibatalkan akibat krisis.

Direktur MICE pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Nia Niscaya mengatakan, hingga April 2009 jumlah penyelenggaraan MICE Internasional telah mencapai 181 kali, dan MICE domestik mencapai 164 kali. Jumlah itu tidak berbeda jauh dengan awal tahun lalu.

"Itu baru kegiatan MICE yang dilaporkan pada kami. Di tengah krisis, kegiatan MICE ternyata tetap baik. Ini beda dengan kegiatan pariwisata yang memang sa ngat merasakan dampak krisis," tuturnya di sela-sela pembukaan Indonesia MICE Corporate Travel Mart (IMCTM) 2009 di Hotel Sheraton Mustika, Jumat (5/6).

Mulai tahun ini, lanjut Nia, pihaknya akan fokus mengembangkan sejumlah kota sebagai tujuan kegiatan MICE baik domestik maupun internasional. Selain Bali dan Jakarta yang memang sudah dikenal secara internasional, daerah lainnya adalah Yogyakarta, Medan, Batam, Manado, Makasar, Solo, dan Surabaya.

Untuk semakin memperkenalkan daerah tersebut sebagai kota MICE, kegiatan IMCTM yang mempertemukan berbagai perusahaan penyelenggara MICE dengan penggunanya itu akan diadakan secara bergilir. "Melalui kegiatan semacam ini, daerah yang sebelumnya kurang dikenal bisa mengenalkan dan memasarkan dirinya pada calon pembeli," katanya.

Selain melalui pemasaran, lanjut Nia, suksesnya suatu daerah menjadi tujuan kegiatan MICE membutuhkan dukungan semua pihak. Sebab, kegiatan MICE akan bisa berjalan jika ada kemudahan akses transportasi, lokasi pertemuan yang mendukung, serta faktor keamanan. Pemerintah pusat dan daerah, perusahaan penerbangan hingga pemilik hotel dituntut untuk bekerja sama.

Ketua Penyelenggara IMCTM 2009 Panca Rudolf Sarungu mengatakan, forum yang akan diadakan pada 4-7 Juni ini diikuti oleh 120 kelompok penyedia jasa MICE dan sekitar 100 pembeli. 120 kelompok itu mewakili sekitar 500 perusahaan mulai dari hotel hingga agen perjalanan d ari sepuluh daerah destinasi MICE di Indonesia.

Meski krisis masih berlangsung, nilai IMCTM 2009 ini ditargetkan naik tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang mendapai Rp 50 miliar. Potensi pengguna MICE terbesar justru datang dari dalam negeri, seperti perusahaan, perguruan tinggi, ikatan profesi maupun instansi pemerintah.