Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Um, Pantai Perawan di Distrik Makbon

Kompas.com - 20/06/2009, 10:06 WIB

KOMPAS.com — Para pencinta pantai sering kali berkhayal bisa singgah di sebuah pulau di tengah laut dengan suguhan pemandangan yang 'menjanjikan surga dunia'. Bukan hanya bebas berenang, tapi juga leluasa berjemur, bermain kayak, bahkan menikmati bola raksasa hangat yang tenggelam di balik punggung bumi. Kecipak senja dengan buaian angin pantai selalu menyergap, membius untuk tinggal lebih lama di bibir pantai.

Kemewahan pantai dan langit dengan semburat keunguan itu bisa Anda jumput di Pulau Um. Pulau di Distrik Makbon, Sorong, Papua Barat, ini menjadi salah satu tujuan yang wajib Anda sambangi jika berada di wilayah paling timur Indonesia. Eits. Jangan bergidik mendengar kata 'pulau'. Pulau Um terbilang kecil, bahkan Anda hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mengelilingi pulau ini dengan bertelanjang kaki.

Hanya satu yang bisa dijanjikan dari kunjungan ke Pulau Um ini, yaitu ketenangan ala pantai perawan yang natural dan kekayaan alam yang sesungguhnya tak ingin bersembunyi dari sentuhan para pendatang.

Jika Anda suka menyelam, jangan lupa untuk membawa perlengkapan selam Anda. Pasalnya, Pulau Um akan memanjakan indera Anda dengan suguhan beragam ikan karag, penyu, lola, teripang, lobster, dan indahnya karang yang terpahat alami.

Nikmati indahnya panorama bawah laut Pulau Um yang sangat menarik lantaran sistem sasi laut yang diterapkan warga Kampung Malaumkarta. Sasi laut adalah larangan untuk menangkap jenis fauna laut tertentu di sebuah kawasan dalam jangka waktu tertentu yang disepakati oleh masyarakatnya.

Asal tahu saja, Kampung Malaumkarta yang berada berhadapan dengan Pulau Um ini berperan besar menyumbang keindahan alam bawah laut Pulau Um. Masyarakat yang hidup di sekitar Pulau Um dan Kampung Malaumkarta hidup sebagai nelayan dan memiliki kesadaran untuk menjaga hasil laut. Dengan adanya larangan untuk menangkap ikan dengan jala dan bom, nelayan hanya mendapatkan ikan dengan cara memancing.

Pulau ini sering digunakan oleh nelayan sebagai tempat singgah saat mereka mencari ikan. Jika sedang beruntung bertemu nelayan yang singgah, Anda bisa mencicipi kenikmatan ikan segar bakar yang fresh from the ocean. Biasanya nelayan di sini bersedia menjual sebagian hasil tangkapan mereka. Seekor ikan tengiri atau bubara cukup untuk porsi empat orang bisa anda tebus dengan lembaran Rp 20.000.

Di Pulau Um ini, Anda juga akan mendapati ribuan kelelawar yang menjadikan pulau ini sebagai habitatnya. Kawanan kelelawar ini hidup bergantungan di atas pohon. Tangkap kesempatan selagi bisa menikmati kelelawar yang terbang berkelompok dan hinggap dari satu pohon ke pohon lain.

Rasanya terlalu sayang untuk melewatkan Pulau Um yang berkolaborasi kompak pasir putih dengan airnya yang teduh berwarna kehijauan, kicauan burung yang bersahutan, tebaran kelelawar terbang mencari makan, dan torehan semburat jingga di barat yang menuai pendar keemasan di hati. Benar, Pulau Um adalah jawaban dari kemewahan yang ingin dicecap oleh para pecinta pantai.

Bisa jadi, Anda akan merasa menjadi penemu Pulau Um. Pasalnya, pantai ini tak riuh seperti pantai-pantai lain yang sarat dengan gelak tawa para penikmatnya. Sebaliknya, pantai ini sangat tenang; lagi pula belum banyak yang mengetahui harta karun keindahan di pulau ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com