Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palai Ikan Bilih Danau Singkarak

Kompas.com - 20/07/2010, 07:20 WIB

Oleh: Ilham Khoiri

Jika Anda melintasi Danau Singkarak, Solok, Sumatera Barat, ada baiknya mencicipi ikan khas danau itu, yakni ikan bilih. Ikan kecil-kecil mirip wader di Jawa atau seluang di Sumatera Selatan ini biasanya dimasak menjadi palai (pepes) dan sala (peyek).

Salah satu rumah makan yang menyediakan dua menu khas Solok itu adalah rumah makan Onang. Kedai itu terletak di Desa Kayu Aro, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Lokasinya memang masih berjarak sekitar 20 kilometer dari Danau Singkarak, tetapi ikan bilihnya asli berasal dari danau itu.

Warung ini tak sulit ditemukan. Jika meluncur dari arah Gunung Kerinci, Jambi, menuju Solok, kita bakal menjumpai sebuah warung dengan arsitektur Minangkabau yang bersahaja. Posisinya berdekatan dengan bukit kecil yang disebut Bukit Putus.

Saat kami singgah pada awal Mei lalu, banyak rombongan pengunjung yang mampir bersama keluarga atau teman-temannya. Sebagian pengunjung itu memang mencari menu khas di situ, yaitu palai ikan bilih. Palai adalah bahasa setempat untuk menyebut pepes.

Seperti pepes ikan mas yang kita kenal, pepes ikan bilih juga berupa bungkusan daun pisang yang dibakar. Baunya harum menggoda. Dalamnya berisi ikan yang dibalut adonan parutan kelapa. Ikan itu berbentuk lonjong, kira-kira sebesar telunjuk orang dewasa.

Ketika mulai mencicipinya, aroma itu memang mewakili rasanya yang sedap. Hampir sama dengan pepes ikan mas atau ikan kembung, palai ikan bilih ini juga gurih-pedas. Bedanya, rasa itu kemudian bertemu dengan rasa ikan bilih yang gurih agak manis.

Khusus di Warung Onang, dimasukkan juga rasa asam. Maka, jadilah rasa gurih, asam, manis, dan pedas bercampur menjadi satu. Sungguh, ini paduan yang bisa menggugah selera siapa saja, termasuk orang yang tidak terlalu akrab dengan masakan Minangkabau.

”Di sini, palai ikan bilih sering diberikan untuk orang yang kehilangan nafsu makan. Rasa asam-pedasnya meningkatkan selera makan,” kata Rosna (49), pengelola Warung Onang.

Entah hanya mitos atau sungguh-sungguh mengundang selera, beberapa pengunjung tampak asyik menyantap palai ikan bilih. Bahkan, ada yang sampai menambah nasi hingga berkali-kali. ”Rasanya segar,” kata Penyok, pengunjung asal Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com