Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Musiman Ganggu Pantai Amed

Kompas.com - 23/07/2010, 06:05 WIB

AMLAPURA, KOMPAS.com - Para penyelam di Pantai Amed, Desa Purwakerti, Abang, Karangasem, Bali, mengeluhkan sampah kiriman yang mengotori pantai. 

"Sudah menjadi pemandangan umum, sekitar Juli sampai Agustus saat musim angin barat berhembus kencang, sampah selalu bermunculan di pantai dan sangat mengganggu kenyamanan berwisata utamanya wisata menyelam," ujar I Gede Suta, penyelam di kawasan Amed,  Jumat (23/7/2010).

Ia menyebutkan, sampah di pantai ini sudah menjadi masalah klasik yang belum juga dapat diatasi. "Sampah yang berserakan di pantai sangat mengganggu pemandangan, jika hanyut sampai ke laut bersama lumpur sungai yang meluap, ini mengganggu jarak pandang penyelaman," ungkapnya.

Ia mengakui, saat ini ada kekhawatiran akan terjadi kejenuhan dari pengunjung dan peminati olah raga menyelam. Untuk mengantisipasi hal itu, selaku penjelajah wisata bawah laut, Suta terus mencari kawasan baru untuk bisa dikunjungi para wisatawan dan pecinta bahari. 

Ia menyebutkan, saat ini bukan hanya sampah yang menjadi masalah di Amed. Ia dan penyelam lainnya mulai mengkhawatirkan terjadinya kerusakan terumbu karang yang selama ini menjadi obyek wisata bagi pecinta keindahan bawah laut.

"Selain perubahan iklim, ancaman kerusakan terumbu karang banyak diakibatkan kiriman sampah dan pengeboman ikan," ungkapnya. Ia menambahkan, soal pengeboman ikan di kawasan Amed dan sekitarnya sudah sejak dahulu dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab.

"Ini sudah menjadi tantangan besar kami di sini," ujarnya. Selain pengeboman dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab, tantangan besar kerusakan terumbu karang disebabkan oleh alam, perubahan iklim yang sering terjadi belakangan kerap mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang di dasar laut.

"Kami bersama sejumlah rekan yang mengandalkan keindahan biota laut sebagai daya tarik wisata berupaya keras untuk mengampanyekan gerakan pelestarian terumbu karang, mudah-mudahan hal ini didukung oleh pelbagai pihak," pintanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com