Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melancong 3 Hari di Negeri Jiran

Kompas.com - 26/06/2011, 19:35 WIB

KOMPAS.com - Malaysia merupakan negeri tetangga yang menjadi salah satu negara tujuan wisata warga Indonesia tanpa perlu menggunakan visa di Asia. Saya dan rekan berkesempatan untuk dapat melancong selama tiga hari di negeri yang merupakan persemakmuran Inggris pada pertengahan 2011 ini.

Awal perjalanan saya dimulai dengan menggunakan penerbangan pertama di pagi hari dengan maskapai Malaysia Airlines (MAS). Menurut pendapat saya secara fasilitas dan pelayannya masih lebih baik yang diberikan oleh maskapai nasional kita. Penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur ditempuh sekitar 1,5 jam.

Tibalah di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Bandara ini mengingatkan saya akan Bandara Narita Tokyo, Jepang. Penghubung antara bandara di KLIA begitu juga sarana alternatif transportasi menuju pusat kota sudah difasilitasi dengan kereta listrik (train). Untuk menuju ke hotel kami di pusat kota KL, saya dan empat rekan perjalanan memutuskan untuk menyewa minibus dari konter di bandara dengan biaya 200 RM. Karena taksi di Malaysia pada umumnya tidak melayani order lebih dari empat orang di kendaraan sedan.

Kami menitipkan tas di hotel dulu karena baru pesan untuk masuk siangnya, tujuan pertama kali adalah tempat wisata kota pelabuhan Malaka. Untuk menuju kesana kami menggunakan monorel dari dekat hotel untuk ke KLCC yaitu terminal antar kota melanjutkan dengan bus. Baik stasiun kereta maupun bus di Malaysia sudah dikelola dengan baik, dilengkapi dengan eskalator dan informasi jadwal keberangkatan atau kedatangan juga ketepatan waktu adalah yang utama.

Perjalanan dengan bus ditempuh sekitar dua jam, tibalah kami di terminal bus Malaka. Tempat wisata Bandar Malaka mengingatkan akan nuansa di kawasan wisata Kota Tua Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Namun yang mengagumkan adalah bisa membangun kawasan modern dengan tetap menjaga dan melestarikan tempat bersejarah yang ada. Kita bisa menemui deretan mal yang bertebaran tanpa mengganggu situs-situs bersejarah disana.

Bandar Malaka sebagai bagian gerbang bangsa Portugis di Asia tetap menunjukkan kebesaranya hingga saat ini. Di kawasan ini kita bisa menemui duplikat kapal Portugis yang dibangun sesuai aslinya, mengunjungi benteng A Famosa dan Gereja St. Paul yang berada di atas bukit. Dan berperahu melintasi sungai Malaka yang berada di pusat kota tua Malaka. Atau mau naik becak hias khas Malaka diiringi dentuman musik yang keras.

Keesokan harinya kami menuju kawasan wisata Genting-highlands. Kami menyewa kendaraan walaupun ada bus dari KLCC untuk menuju kesana, karena menyesuaikan dengan waktu kami. Dan dalam perjalanan ke kawasan Genting kami menyempatkan untuk mengunjungi kawasan “batu caves”, ini adalah kuil Hindu yang terdapat dalam gua. Dan harus memiliki stamina yang kuat untuk menaiki 272 anak tangga untuk menuju kuil tersebut.

Di kawasan ini juga terdapat Patung Dewa Murugan setinggi 42,7 meter tertinggi di dunia.  Kereta gantungnya diklaim tertinggi dan teraman untuk saat ini, kita bisa melihat kawasan hutan dan perbukitan yang masih lebat dan luas di kawasan ini.

Sesampai di tempat wisata Genting-highland yang seperti kawasan wisata Ancol yang berada di perbukitan Puncak Jawa Barat. Kita bisa menikmati bermacam hiburan yang disuguhkan dari jetcoaster, snow world, watersplash hingga taman bermain anak dan dilengkapi dengan pusat jajanan yang cukup luas.

Sepulang dari sana kami ke kawasan Bukit Bintang, disini kami berbelanja pernak-pernik khas Malaysia. Tidak lupa kami menikmati menu khas Malaysia, roti canai dan teh tarik untuk menikmati malam kami.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com