Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biarkan TN Komodo Jadi Finalis

Kompas.com - 16/08/2011, 11:23 WIB
Frans Sarong

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com- Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata seharusnya tidak perlu secara resmi menarik Taman Nasional Komodo dari ajang seleksi menuju Tujuh Keajaiban Dunia yang dilaksanakan New Seven Wonders Foundation. Selama masih bersifat ancaman, TN Komodo dibiarkan saja sebagai salah satu di antara 28 finalis dalam seleksi tersebut.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Selasa di Labuan Bajo, Selasa (16/8/2011). Ia diminta tanggapannya terkait langkah Menteri Budpar Jero Wacik yang secara resmi telah menarik TN Komodo dari ajang seleksi tersebut.

Indonesia mundur setelah diminta membayar 45 juta dollar AS atau setara Rp 383,8 miliar oleh yayasan penyelenggaranya, New Seven Wonders Foundation (Kompas, 16/8).

Paulus Selasa menegaskan, Pemkab Manggarai Barat pada prinsipnya mendukung langkah Kementerian Budpar jika tebusan uang hingga ratusan miliar itu menjadi persyaratan seleksi meraih pengakuan TN Komodo dalam Tujuh Keajaiban Dunia.

Taman Nasiona Komodo yang didukung kadal raksasa komodo riilnya sudah menjadi keajaiban dunia, tanpa perlu melalui seleksi apalagi harus dengan tebusan sangat mahal. Itu terbukti dari pengakuan UNESCO tahun 1991 yang menempatkan TN Komodo sebagai warisan dunia.

"Sebaliknya kalau permintaan tebusan uang hampir Rp 400 miliar sekadar ancaman dari Yayasan New Seven Wonders, maka reaksi kita barangkali cukup dengan bersikap pasif saja karena partisipasi masyarakat mendukung TN Komodo dalam seleksi itu sudah sangat jauh," tutur Paulus Selasa, yang juga meragukan legalitas keberadaan Yayasan New Seven Wonders itu.

TN Komodo seluas 1.817 km2 (daratan 603 km2) yang terbentang di Selat Sape, adalah bagian wilayah Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.Tercatat dua pulau dalam kawasan yakni Komodo dan Rinca yang merupakan habitat sisa binatang purba komodo.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com