Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tan Djin Sing Dinner", Apa Itu?

Kompas.com - 16/12/2011, 11:06 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Kini, konsep fine dining bukan sekadar meja dengan taplak katun putih. Lalu gelas, sendok, garpu, dan pisau yang tertata penuh aturan. Tetapi lebih dari sekadar tampilan meja, ambience tempat makan, maupun hidangan menu yang diolah dengan penuh detail.

Hotel Santika Premiere, Yogyakarta, dengan apik memadukan sejarah, fine dining, dan entertainment. Hotel ini memang menyediakan sebuah makan malam untuk tamu rombongan minimal 10 orang. Makan malam pun ditata dengan tema tertentu sesuai kebutuhan dan permintaan tamu.

Beberapa waktu lalu, Kompas.com berkesempatan hadir dalam salah satu makan malam yang diberi tajuk ”Tan Djin Sing Dinner”. Ketika melangkah masuk ke dalam ruangan meeting tertutup, ternyata ruangan telah ”disulap” menjadi nuansa oriental.

Meja bundar dengan tatakan lingkaran di tengah yang dapat berputar, khas rumah makan Tionghoa. Lalu, para pelayan berdandan dengan baju cheongsam. Ruangan pun didekor dengan hiasan-hiasan seperti lampion, untuk memberikan aura oriental.

Apakah tema yang hendak diangkat malam itu? General Manager Santika Premiere Yogyakarta, Ari Respati menuturkan Yogyakarta memiliki seorang tokoh bernama Tan Djin Sing atau dikenal dengan nama Kanjeng Raden Tumenggung Setjodiningrat.

Ia tokoh Tionghoa yang hidup di tengah masyarakat Yogyakarta. Perjuangannya adalah mengangkat persamaan derajat di kalangan masyarakat Yogyakarta pada tahun 1793 saat usianya relatif muda yaitu 33 tahun. Namun, di satu sisi ia mampu hidup dan menyesuaikan diri dalam tiga kultur Tionghoa, Jawa, dan Kolonial Belanda.

Namanya mungkin tak terlalu terkenal. Tetapi, bisa jadi Anda pernah menengar cerita seorang tokoh Tionghoa berperan dalam penemuan kembali Candi Borobudur di tahun 1814. Nah, Tan Djing Sing adalah orang tersebut. Ia membuat peta lokasi dan laporan tentang keadaan Candi Borobudur yang akan digunakan tim ahli purbakala Raffles.

”Jogja memang istimewa. Jogja punya kisah sejarah yang belum banyak kita ketahui. Ini yang ingin kami angkat,” ungkap Ari.

Sejalan dengan tema yang oriental, maka menu yang keluar pun berupa hidangan yang bermain-main dengan sumpit. Ada 7 paket menu yang dikeluarkan untuk ”Tan Djing Sing Dinner”. Makan malam dimulai dengan Shark Vin Sop.

Kemudian, aneka hidangan mulai menghiasi meja bundar. Sebut saja dari Fried Rice with Fresh Shrimps Chicken, nasi goreng dimasak dengan pas, tidak terlalu gurih dan tidak terlalu berminyak. Lalu ada Black Angus Beef Pepper Sauce, potongan daging dengan saus lada hitam. Saat digigit, daging begitu lembut berpadu apik dengan pepper sauce yang tak terlalu menyengat, malah halus terasa di lidah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com