Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Sungai Alas Perlu Bangkit

Kompas.com - 27/02/2012, 16:49 WIB

KUTACANE, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, tengah berupaya agar Sungai Alas dan sekitarnya yang telah lama dikenal sebagai tujuan wisata alam, utamanya arung jeram dan lintas alam, bisa kembali mendatangkan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan anjlok sejak meletus perseteruan politis di Aceh (keinginan Aceh merdeka) dan hingga kini belum pulih.

”Setelah ada konflik, sejak tahun 2.000-an jumlah pengunjung yang tadinya mencapai 500 orang dalam sebulan dan didominasi wisatawan asing kini turun menjadi 200-300 orang per bulan,” tutur Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Aceh Tenggara, Muchtar Adjis, Minggu (26/2/2012), dalam kunjungan bersama Garuda Indonesia di Kutacane.

Sungai Alas yang melintas di Pegunungan Leuser merupakan sungai yang bagus untuk arung jeram. Kondisi jeram dan debit air sungai berada di level 4. Para pencinta arung jeram memiliki pandangan bahwa kondisi jeram di Sungai Alas tidak terlalu sulit, tetapi juga tidak terlalu mudah untuk ditaklukkan.

Sungai ini berada di kawasan yang kondisi alamnya masih terjaga. Sejumlah satwa, seperti orangutan dan kera, masih sering menampakkan diri dan tidak merasa terusik oleh aktivitas manusia. Salah satunya tampak pada Minggu pagi, sejumlah orangutan bergelantungan di atas pohon mangga hutan yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari vila wisata di daerah Ketambe.

Menurut Muchtar, sejumlah usaha telah dilakukan pemkab setempat guna menggenjot kedatangan wisatawan, di antaranya melalui media internet dan brosur. Pihaknya juga telah memperbaiki fasilitas peristirahatan yang berada di Ketambe.

”Ada juga fasilitas yang dibuat oleh pihak swasta di daerah hilir. Memang kita akui, untuk pengembangan agak sulit karena daerah ini merupakan taman nasional. Kita tidak bisa sembarangan menebang atau membangun sesuatu,” papar Muchtar yang mengaku tahun ini mendapat dana dari provinsi sebesar Rp 1,5 miliar untuk pengembangan pariwisata di daerah setempat.

Dua jalur

Untuk menuju obyek wisata di Aceh Tenggara bisa ditempuh melalui dua jalur. Pertama, jalur darat dari Medan, Sumatera Utara, melalui Berastagi dengan jarak tempuh tujuh jam. Kedua, jalur darat melalui Banda Aceh, Beureun, Takengon, dengan waktu tempuh 14 jam. Khusus rute yang melalui Medan, kondisi jalannya belum bagus.

”Yang lebih dekat sebenarnya menggunakan pesawat berbadan kecil melalui Bandara Alas Leuser,” ujarnya.

Selamat, penyedia fasilitas arung jeram, mengatakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sungai Alas tidak pasti. Terkadang jumlahnya 3-4 orang per hari, tetapi tidak jarang jumlah pengunjung lebih dari empat orang. ”Selain wisatawan asing, yang ke sini biasanya mahasiswa pencinta alam,” ujarnya.

Nyak Umar, Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, mengatakan, tahun 1998-2004, wisatawan yang berkunjung ke Aceh mengalami penurunan. Namun, jumlah itu kini perlahan naik.

Ia mencontohkan, di Kabupaten Singkil ada wilayah bernama Kepulauan Banyak. Kepulauan tersebut terdiri dari 99 pulau kecil yang memiliki pemandangan alam pantai serta keindahan bawah air yang luar biasa dan dapat dipakai untuk menyelam, snorkeling, juga selancar. Selain itu, di kawasan tersebut juga terdapat Pulau Bangkaru yang merupakan tempat konservasi penyu.

”Pulau ini sudah ramai dikunjungi turis mancanegara pada tahun 1990. Setelah itu sempat berkurang juga, tetapi sekarang pengunjungnya terus meningkat. Setiap minggu berkisar 10-15 wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Banyak,” ungkap Nyak Umar. (WER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com