Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terciprat Kecipak Kibasan Patin di Chao Phraya

Kompas.com - 15/08/2012, 19:01 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

SORE yang indah dengan angin berhembus sepoi-sepoi. Matahari tak lagi garang dengan sengatan teriknya. Sekitar 30 orang sudah bersiap di dermaga untuk menaiki perahu semacam kelotok. Suasana yang teramat pas untuk mengarungi pesona Chao Phraya.

Chao Phraya adalah sungai yang melintasi Bangkok, Thailand. Mereka yang menyusuri Chao Phraya adalah rombongan turis Indonesia dengan titik keberangkatan dari River City. Sekitar pukul 17.00, perjalanan dimulai untuk menikmati panorama Bangkok dari sungai.

Di tepi sungai terlihat sejumlah rumah megah yang merupakan investasi kalangan mapan. Harga rumah di kawasan itu selalu melonjak tinggi setiap tahun. Terlihat pula markas besar angkatan laut kerajaan Thailand atau Royal Thai Navy Headquarter.

Di antara tempat-tempat di tepi Chao Phraya, bangunan paling menarik tentu saja kuil-kuil tinggi besar seperti Wat Arun, Wat Kalayanamitr, dan Wat Mahathat Yuwaratrangsarit. Di tepi Chao Phraya memang banyak terdapat kuil , termasuk yang usianya sudah berabad-abad.

Sebagai gambaran, di Bangkok saja terdapat sekitar 200 kuil dan sebagian berada di tepi sungai itu. Atraksi paling memikat yaitu gerombolan ikan patin yang berkumpul di sekitar dermaga di depan kuil -kuil. Para turis diberi kesempatan untuk memberi makan patin.

Seolah tahu bahwa setiap kapal yang merapat menandakan waktu makan telah tiba, patin-patin besar hingga sekuruan lengan dewasa seketika menyerbu. Turis bisa membeli roti tawar murah dari pengemudi perahu dengan harga hanya 20 baht atau sekitar Rp 6.000 per bantal.

Dalam sekejap, patin kecil hingga besa r memburu potongan-roti yang dilempar. Beberapa ikan demikian beringas melahap roti hingga air terciprat kemana-mana, termasuk ke arah perahu. Turis-turis yang terkena semburan air menjerit tetapi juga tertawa-tawa. Air sungai berwarna kecokelatan namun tidak kotor.

Bukannya masyarakat Thailand tidak suka patin. Tapi, ikan-ikan itu berada di depan wihara, kata Nita (38), pemandu wisata yang mengantar rombongan turis. Tak ada masyarakat yang berani mengonsumsi ikan yang hidup di depan wihara. Karena itu, memberi makan ikan justru bisa dianggap sebagai kebaikan.

Chao Phraya hampir sama dengan Ciliwung yang membelah Jakarta. Hanya saja, Charo Phraya lebih besar. Panjang Chao Phraya sekitar 360 kilometer (km) dengan lebar di sepanjang Bangkok ditaksir sekitar 350 meter. Pemerintah Thailand amat jeli memanfaatkan sungai itu sebagai tempat wisata.

Pelesir mengarungi Chao Phraya tak hanya bisa dilakukan perahu. Lebar sungai juga memungkinkan untuk dilewati kapal pesiar. Jika hendak menggunakan perahu kayu yang bisa mengangkut sekitar 40 penumpang, tarif carternya sebesar 1.000 baht atau sekitar Rp 300.000 selama dua jam.

Sementara, tarif penumpang kapal pesiar yang lebih nyaman, termasuk makan malam dan perjalanan sekitar 1,5 jam, sebesar 1.200 baht atau Rp 360.000 per orang. Siapa pun yang singgah, agaknya akan terkesima menikmati pemandangan Chao Phraya yang jika diterjemahkan bebas, berarti sungai para raja itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com