Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Tertarik Miliki Lukisan Khas Tenganan

Kompas.com - 22/08/2012, 08:24 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Wisatawan mancanegara tertarik memiliki lukisan di atas daun lontar (nira) khas desa tradisional Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali. "Saya tertarik memiliki lukisan di atas daun lontar khas Desa Tenganan Pegringsingan. Karena keindahan lukisan tersebut sangat unik," kata Kenzhu, wisatawan Jepang saat ditemui di Desa Tenganan Pegringsingan, Selasa (21/8/2012).

Ia mengatakan, desain dan motif serta ragam gambar tersebut menjadi daya tarik untuk memiliki. "Gambarnya simpel termasuk teknik menimbulkan gambar dengan warna hitam yang terbuat dari hitam kemiri yang dibakar," ucapnya sembari memilih gambar-gambar yang disukai.

Berbagai gambar dan lukisan bisa dituangkan dalam daun lontar yang dikemas menyerupai sebuah "cakepan" prasasti.

Putu Parwata, seorang perajin lontar mengatakan, daun yang digunakan untuk bahan baku kerajinan lukis ini diambil dari daun lontar yang sudah tua, dan kemudian dijemur di tempat terbuka yang disinari matahari secara langsung, hingga warnanya berubah menjadi kekuningan.

Proses berikutnya, menurut Parwata, adalah perendaman dengan air yang mengalir selama beberapa hari kemudian dikeringkan dengan kain kering. Setelah itu masih melalui tahap perebusan dan penjemuran, dan baru masuk tahap akhir pengepresan dengan menggunakan alat pres dari kayu berukuran besar yang disebut "pamlakbagan". Proses ini memerlukan waktu selama enam bulan.

"Proses pres dengan waktu lama ini untuk membentuk lembaran daun lontar menjadi lurus tidak bergelombang, dan lembaran yang sudah jadi tersebut dinamakan lempir, yaitu bahan daun lontar yang siap untuk dilukis," kata Parwata yang sudah menjadi pelukis sejak 20 tahun silam itu.

Untuk dapat melukis diatas daun lontas, kata dia, alat yang dipergunakan sangat sederhana, yaitu digunakan sebuah pisau khusus yang menyerupai pensil namanya "pengutik".

Parwata lebih lanjut mengatakan, hasil goresan yang sudah dibuat di lembar daun lontar tersebut kemudian digosokkan "jelaga" dari arang kemiri yang sudah dibakar terlebih dahulu.

Ia mengatakan, lembar daun lontar dilap dengan menggunakan kain dan dibersihkan dengan cairan minyak "sereh" untuk hasil lebih bersih dan awet dari serangan serangga. "Jenis lukisan daun lontar yang banyak diminati wisatawan asing yang berkunjung ke Desa Tenganan Pegringsingan adalah lukisan cerita Ramayana yang menyerupai komik," katanya.

Harganya sangat relatif, tergantung kepandaian tawar menawar dengan perajinnya, tapi biasanya harga yang ditawarkan mulai dari Rp 150.000 hingga jutaan rupiah. "Proses pembuatannya memerlukan waktu cukup lama, sehingga harganya juga variatif karena tergantung dari motif dan panjang lukisan tersebut," kata Parwata.

Saat ini keberadaan perajin lukisan daun lontar ada sekitar 25 orang. Maka persaingan untuk menawarkan kerajinan khas daerah Tenganan Pegringsingan ini cukup ketat. "Persaingan untuk dapat menjual hasil karya lukisan diatas daun lontar mengalami persaingan cukup ketat. Karena itu ide yang dituangkan dalam lukisan harus inovatif dan kekinian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com