Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gemerincing Dollar Belum Merata di Bali

Kompas.com - 03/04/2013, 16:35 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Calon gubernur Bali, Anak Agung Ngurah Puspayoga, menilai ,perkembangan pariwisata Bali belum sepenuhnya dirasakan masyarakat Pulau Dewata.

"Kebijakan pemerintah dalam mendesain wajah pariwisata harus mendorong peran serta masyarakat sehingga mereka dapat ikut secara aktif, bukan hanya menjadi penonton," kata Puspayoga yang berpasangan dengan Dewa Nyoman Sukrawan itu di hadapan ratusan warga di Wantilan Desa Getasan, Kecamatan Petang, 35 kilometer utara Denpasar, Selasa (2/4/2013).

Puspayoga mengemukakan bahwa model pengembangan pariwisata seperti BTDC di Nusa Dua di masa mendatang sudah tidak cocok lagi, yakni banyak hotel-hotel mewah, tapi tidak memberikan manfaat yang signifikan kepada masyarakat.

Cagub yang diusung PDIP ini mengatakan, hotel dan resor mewah yang berjejalan di kawasan Nusa Dua dan sekitarnya dimonopoli para investor luar Bali, termasuk asing. Kondisi demikian menjadikan masyarakat setempat hanya menjadi penonton karena tidak mendapatkan manfaat secara maksimal di balik gemerincing dollar dari gemerlapnya pariwisata Bali.

Puspayoga menilai, Bali ke depan tidak boleh mengembangkan pariwisata seperti di Nusa Dua. Ia memberikan solusi untuk pengembangan pariwisata seperti di Badung utara dengan mengembangkan desa-desa wisata.

Puspayoga yakin jika pariwisata berbasiskan pada potensi alam dan budaya masyarakat, akan memberi dampak postif bagi peningkatkan kesejahteraan.

"Saya yakin, masyarakat Petang dan Bali utara lainnya bisa lebih sejahtera jauh lebih makmur dibanding masyarakat di Nusa Dua," ujar Puspayoga disambut tepuk tangan masyarakat yang memadati wantilan.

Dengan pola pengembangan desa wisata, menurut Puspayoga, nantinya tidak boleh ada warga yang menjual tanah atau investor yang membangun hotel berbintang. Nantinya justru penduduk sendiri yang mengelola desa wisata dan sarana penunjang lainnya.

"Jadi, wisatawan bisa berlibur menikmati keindahan alam desa dengan tinggal di rumah penginapan yang bersih dan nyaman. Bali memiliki potensi desa wisata yang luar biasa untuk dikembangkan," kata Puspayoga.

Menurut Puspayoga, wisatawan asing yang berkunjung ke desa wisata akan merasa nyaman dan senang menyaksikan kekayaan alam yang dimiliki wilayah Badung utara yang bersandar pada pertanian.

Hasil pertanian seperti buah-buahan dan sayuran yang banyak tersebar di Kecamatan Petang adalah produk-produk andalan wilayah itu. "Harus punya keberanian visi menjadikan Kecamatan Petang sebagai potret desa wisata yang bersinergi dengan sektor pertanian dan perkebunan lainnya," ujar Puspayoga.

Keberadaan desa wisata itu dimiliki oleh seluruh masyarakat sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga dengan baik. "Kalau rumah menjadi homestay, maka tidak usah ada kapital besar. Semua bisa dinikmati masyarakat sendiri sehingga mereka tidak lagi menjadi penonton," katanya.

Puspayoga menambahkan, cara tersebut akan menjadi model pengembangan pariwisata Bali sehingga ketimpangan ekonomi wilayah Bali selatan, Bali timur, serta Bali utara yang semakin lebar dapat teratasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com