Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asita Riau Prihatinkan Kondisi Tesso Nilo

Kompas.com - 07/05/2013, 10:24 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Asosiasi Agen Tour dan Travel Indonesia (Asita) Riau prihatin melihat kondisi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) setelah pemerintah pusat bersama lembaga swadaya masyarakat mengelola TNTN sejak Juli 2004. "Kami melihat pemberitaan media belakangan ini mengenai kondisi TNTN sangat memprihatinkan," kata Sekretaris Asita Riau, Muhammad Junaidi, di Pekanbaru, Senin (6/5/2013).

Padahal, kata dia, Asita Riau mulai dilibatkan oleh pengelola TNTN, termasuk World Wide Fund for Nature (WWF) dan dijadikan salah satu destinasi pariwisata di Riau.

Kawasan TNTN memiliki banyak keistimewaan dan kondisinya semakin memprihatinkan. Seperti diketahui, terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia, dan 18 jenis amfibi di setiap hektar TNTN.

Tesso Nilo juga adalah salah satu sisa hutan dataran rendah yang menjadi tempat tinggal atau habitat asli dari gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus) dan merupakan kawasan konservasi. "Asita Riau ingin menjual TNTN, tetapi kami akan lihat perkembangan dan berharap pemerintah, khususnya pemerintah daerah setempat memperhatikan kondisi TNTN," ucapnya.

Sebelumya, WWF Riau menggandeng pelaku pariwisata lewat Asita Riau untuk mengembangkan ekowisata di Taman Nasional Tesso Nilo. "Kami harap kerja sama dengan Asita Riau bisa lebih memajukan potensi TNTN," kata Humas WWF Program Riau, Syamsidar.

Rombongan dari Asita Riau diajak WWF Riau untuk berkunjung melihat potensi ekowisata TNTN selama dua hari pada tanggal 4-5 Mei 2013 dengan mengunjungi kamp "Flying Squad" untuk mengelilingi TNTN dengan gajah Sumatera.

Kondisi TNTN yang dikelola secara kolaboratif dengan WWF kini terus terdeforestasi. Berdasarkan analisis citra landsat pada tahun 2000, luas hutan di TNTN dan hutan produksi terbatas, yang kemudian dijadikan areal perluasan taman nasional itu masih mencapai 75.335 hektar. Namun, pada tahun 2012, luas hutan di taman nasional itu hanya tinggal 28.375 hektar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com