Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukacita di Balik Lezatnya Buah Kiwi

Kompas.com - 07/05/2013, 20:30 WIB

Oleh Frans Sartono

Jika Anda menikmati buah kiwi, di balik rasa lezatnya ada kerja sepenuh jiwa para petani di Selandia Baru. Mereka bekerja dengan niat memanen buah paling enak dan berguna bagi kesehatan. Dengan cara itu, hidup mereka bermakna.

Buah kiwi yang ranum menggerompol di ranting-ranting. Ribuan jumlahnya, menunggu tangan-tangan untuk memetiknya, dan sangat mengundang selera. Roger Hoebers (45), seorang grower atau petani kiwi di Bay of Plenty, Selandia Baru, mengajak kami jalan-jalan di orchard atau kebun kiwinya yang siap panen pada pertengahan April lalu.

Buah kiwi dari kebun Roger ini itu nantinya akan menjadi bagian dari kiwi yang diekspor ke 50 negara, termasuk Indonesia. Jika Anda membeli buah kiwi di supermarket di Indonesia, boleh jadi salah satunya dipetik dari kebun Pak Roger.

Dengan celana pendek dan sepatu kebun, Roger melingkarkan tas besar di pinggang. Tas itu digunakan untuk menampung buah hasil petikan. Ia disertai istrinya, Deborah, yang menggendong putrinya, Alexy, yang berumur hampir 2 tahun.

”Saya menjadi petani buah kiwi karena saya memang selalu suka makan kiwi,” kata Roger, yang baru dua tahun ini memiliki kebun seluas 1,2 hektar di Taurangga, Bay of Plenty, yang terletak 200 kilometer dari Auckland, Selandia Baru.

Berjalan-jalan di kebun kiwi adalah bertamasya ke alam hijau, dengan udara bersih, segar, dan damai. Kawasan sekitar kebun masih berupa hutan dengan kontur tanah berbukit di mana burung bebas terbang berkicau. ”Tadi baru saja ada burung merak terbang sebelum kita datang ke sini,” kata Deborah.

Menikmati hidup

Kebun kiwi Roger terdiri atas tiga blok. Setiap blok dibatasi oleh pohon pinus yang rapat berjajar membentuk tembok alami yang ketat memagari. Pagar pohon itu melindungi tanaman kiwi dari angin kencang yang kurang bagus untuk buah kiwi.

Roger terlibat dalam industri hortikultura selulus sekolah menengah pada usia 16 tahun. Ia kemudian kuliah di jurusan hortikultura lalu bekerja di Zespri sebagai manajer. Setelah belasan tahun bekerja, baru dua setengah tahun lalu ia membeli lahan perkebunan kiwi itu.

You know, saya sudah semakin tua dan saya ingin menikmati hidup dengan bekerja sehari-hari di kebun kiwi. Saya bisa memiliki kebun ini selamanya dan saya masih bisa mendapat pemasukan dari kebun ini,” katanya tentang alasan bertani kiwi pada usia 45 tahun.

”Ketika saya mulai bekerja di kebun kiwi, saya selalu bermimpi suatu hari saya akan memiliki kebun kiwi sendiri ketimbang terus bekerja untuk orang lain. Jadi, ini merupakan a dream comes true, ha-ha-ha,” kata Roger sambil memetik kiwi.

Roger memahami benar filosofi petani kiwi yang tergabung dalam Zespri. Intinya adalah merawat, membudidaya tanaman sebaik mungkin, agar menghasilkan buah lezat. Dengan demikian, konsumen akan terlayani kepuasannya dan pada gilirannya buah kiwi akan menghidupi mereka.

”Aspek paling menggembirakan bagi saya sebagai petani adalah bekerja dengan alam dan menghasilkan buah dengan kualitas tinggi,” kata Roger yang menanam kiwi jenis sun gold, yang daging buahnya berwarna kuning.

”Tentu saja alam sangat berpengaruh terhadap apa yang terjadi pada hasil panen, yang cukup sulit untuk diprediksi. Jadi seperti sedikit gambling juga, he-he-he. Tetapi saya menikmatinya.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com