Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Tuo Kayu Jao, Salah Satu Masjid Tertua di Sumbar

Kompas.com - 16/06/2013, 08:56 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis

SEBUAH bangunan kayu berbentuk segi empat berdiri apik di antara perbukitan menjulang di sekelilingnya. Atapnya berundak dengan lambang bulan dan bintang menyembul di ujungnya menandakan bangunan ini adalah rumah ibadah. Di salah satu sisi bagian atapnya berbentuk gonjong atau runcing seperti kebanyakan rumah adat tempatnya berada yakni di tanah Minang.

Di samping bangunan ada aliran anak sungai. Alirannya tak begitu deras namun sangat jernih. Saat suasana senyap gemericik air terdengar riuh sangat nyaman didengar. Untuk menuju ke tempat ini melewati jalan-jalan kecil desa yang masih mengandung kerikil-kerikil belum dipelur. Lokasi bangunan berada lebih rendah dibanding jalan. Ada satu papan nama telah usang yang menginformasikan nama bangunan ini yaitu Masjid Tuo Kayu Jao.

Pada papan nama juga tertulis bahwa bangunan ini adalah "situs cagar budaya" yang menandakan bangunan ini dilindungi oleh pemerintah daerah. Juru pelihara masjid, Firman, saat ditemui Kompas.com, menceritakan bahwa masjid ini merupakan salah satu yang tertua Sumatera Barat bahkan di nusantara. Masjid didirikan oleh pemuka agama, penduduk sekitar menyebutnya dengan Imam Musaur. Ia mengajak penduduk setempat secara bergotong royong mendirikan masjid.

Pada masanya, wilayah ini bisa dibilang sebagai pusat penyebaran Agama Islam. Sedangkan masjid yang berada di Nagari Batang Barus Kecamatan Gunung Talang, Solok, Sumatera Barat tersebut dijadikan sebagai pusat kegiatan 3 anak nagari di Kanagarian Batang Barus.

Meski usia masjid sudah ratusan tahun tetapi masjid ini masih berfungsi selayaknya tempat ibadah. Bahkan anak-anak kecil masih menjadikan masjid sebagai tempat menimba ilmu dengan belajar mengaji pada waktu-waktu tertentu.

Kayu-kayu jati hitam menandakan bangunan ini pernah menjadi yang termegah pada masanya. Pilar-pilar kayu pun masih kokoh berdiri meski pada beberapa pilar terlihat memiliki warna berbeda menunjukkan bangunan ini pernah direnovasi. Bagian-bagian masjid sangat sederhana. Tak ada ukiran rumit terpatri di dinding, pilar, mimbar masjid bahkan jendela dan pintu. Hanya saja, jumlah jendela yang ada adalah melambangkan jumlah rukun dalam solat yaitu 13.

Seolah tak lengkap masjid tanpa adanya bedug sebagai pengingat waktu salat. Masjid Tuo Kayu Jao juga memiliki bedug sebagai "pasangannya". Bedug masjid atau tabuah berbentuk cukup besar, digadang memiliki usia yang sama dengan masjid. Bedug juga beratap gonjong berada persis di depan pintu masuk masjid.

Meski terlihat sepi, ternyata masjid ini telah menjadi salah satu masjid yang ramai dikunjungi wisatawan yang sedang berpelesir di Sumatera Barat. Pada buku tamu yang dimiliki oleh masjid tercatat beberapa pengunjung yang datang berasal dari Banten, Jambi, Pekanbaru, Medan, Samarinda, dan Banjarmasin. Tak hanya pengunjung lokal, dalam catatan pun tertulis beberapa nama asing seperti dari Belanda, Perancis, dan Polandia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com