Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurano Bintang dari Tanjung Mangguar

Kompas.com - 25/06/2013, 09:33 WIB
"Yang kami dapatkan dalam beberapa hari adalah angin nan sepoi dan tenang". Apa yang dialami Afred Russel Wallace saat berlayar di lepas pantai Kepala Burung, Papua Barat, 155 tahun lampau, itu pulalah yang kami terima.

Bersama lima anggota tim WWF Indonesia (peneliti dan juru kamera profesional), Kompas menyusuri perairan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), 22-29 Mei. Kapal kami adalah Tuturuga milik WWF Indonesia, kapal berlunas ganda sepanjang 12 meter dengan dua mesin berkekuatan total 500 tenaga kuda.

Di atas Tuturuga (penyu dalam bahasa lokal), Bardin Tandiono si kapten kapal asal Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, dan segelintir awaknya membawa kami menyusuri laut yang tengah setenang telaga, sejauh 540 kilometer lebih. Dari dermaga Gunung Botak, lima jam ke selatan Manokwari, Papua Barat, hingga Nabire di Papua.

KOMPAS/YUNAS SANTHANI AZIS Laut sebening kaca.
TNTC, kawasan konservasi seluas 1,45 juta hektar, hampir 90 persen adalah laut. Selama tujuh hari, tim WWF memonitor lokasi tempat ikan berpijah, juga mendokumentasikan keindahan kawasan: pulau tak berpenghuni, gosong, terumbu karang, laguna, dan kampung-kampung kecil di bibir pantai yang pendek dan sempit.

Kampung Napan Yaur di sisi barat Tanjung Mangguar, misalnya, hanya terdiri atas 30-an rumah dengan luas tak sampai setengah lapangan bola. Namun, di lepas pantai tanjung itu pula kami temukan raksasa laut, gurano bintang atau hiu paus (Rhincodon typus).

Sejak lama gurano bintang kerap ditemukan nelayan di perairan TNTC. Laut yang kaya akan plankton dan ikan puri (teri) makanan gurano membuat ikan terbesar di dunia itu menjadikan Teluk Cenderawasih rumah mereka. (Yunas Santhani Azis)

KOMPAS/YUNAS SANTHANI AZIS Teripang Si Sumber Nafkah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com