Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patung Chairil Anwar Lengkapi Rumah Budaya Fadli Zon

Kompas.com - 28/07/2013, 16:25 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

TANAH DATAR, KOMPAS.com--Berlatar belakang Gunung Marapi yang menjulang di bumi Nagari Aie Angek, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, patung Chairil Anwar siap diresmikan pada Jumat sore, 26 Juli 2013.

Para tamu sebagian sudah datang. Ada di antara mereka beberapa seniman seperti Taufiq Ismail, Jose Rizal Manua, Iman Soleh, Mak Katik, dan beberapa pejabat setempat.

Selum acara peresmian, Fadli Zon selaku tuan rumah dan pemilik Rumah Budaya serta Taufiq Ismail, memberikan sambutan. Fadli mengungkap, chairil sebagai seorang penyair besar negeri ini patut mendapat penghormatan yang semestinya. Peresmian Patung Perunggu Chairil Anwar karya Bambang Win, diharapkan mampu melengkapi koleksi Rumah Budaya dan menarik para pelajar berkunjung ke Rumah Budaya dan juga Rumah Puisi yang bersebelahan tempatnya. "Sehingga mereka bisa mengenang jasa-jasa besar Chairil bagi perkembangan dunia sastra di Indonesia."

Taufiq menambahkan, peresmian patung tersebut merupakan penghormatan untuk mengenang seorang pelopor sasta, "Maka kita menenangnya melalui sebuah image, dibikinlah patung, tapi tidak untuk dipuja. Patung ini tidak lebih dari sebatas kenangan. Setelah mengenal, maka bacalah karya-karyanya."

Sementara Evawani yang juga puteri tunggal Chairil dan Hapsah, sebelum membuka selubung patung mengucapkan teimakasih kepada Fadli Zon dan hadirin yang turut menyaksikan acara peresmian tersebut.

Peresmian patung yang dikemas dalam acara silaturahim ramadhan dan peringatan “87 Tahun Charil Anwar” memang bertepatan dengan hari kelahiran Chairil. Chairil Anwar lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922. Ia merupakan penyair terkemuka Indonesia yang bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, dinobatkan oleh HB Jassin sebagai pelopor Angkatan 45 sekaligus puisi modern Indonesia.

Selama hidupnya, Chairil telah menulis sekitar 94 karya, termasuk 70 puisi; Puisi terakhir Chairil berjudul Derai-derai Cemara yang ditulis pada tahun 1949, sedangkan karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi.

Karya kompilasi pertama berjudul Deru Campur Debu (1949), kemudian disusul oleh Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin). Chairil Anwar meninggal di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Rumah Budaya Fadli Zon, Aie Angek Cottage, Jl Raya Padang Panjang, Bukit Tinggi KM 6. Sumatera Barat dengan menampilkan pembaca puisi seperti Taufiq Ismail, Fadli Zon, Jose Rizal Manua, Iman Soleh, Iyut Fitra dan penampilan Jodhi Yudono yang melagukan empat puisi karya Chairil. Acara ditutup oleh pertunjukan musik Idris Sardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com